Asyiyah dan Nawa Cita 5

Oleh :
Dr Pipit Festy W, SKM, M.Kes
Wakil Dekan 1 FIK UM Surabaya

Hari ini Indonesia masih menghadapi beberapa masalah kesehatan yang serius. Salah satunya adalah masalah angka kematian ibu. Meski mengalami penurunan namun masih di bawah target MGDs 2015, kematian bayi dan balita, angka kematian neonatal masih sama, yaitu 19/1000 kelahiran. Selain itu, masalah kesehatan sekolah dan remaja juga masih tinggi disebabkan karena kecelakaan transportasi, deman berdarah, dan tuberkulosis dan penyakit sejenis. Ditambah lagi angka kematian usia kerja dan lanjut dalam jangka waktu lima tahun terakhir meningkat 10%, hal tersebut disebabkan oleh kecelakaan kerja dan penyakit lain.
Data Medical Innovation pada 2017 menjelaskan angka kematian ibu pada tahun 2015 yaitu 4999, sedangkan pada tahun 2016 menjadi 4912, dan 1712 kasus pada semester 1 pada tahun 2017, data diatas berarti masih ditemukan kondisi kesehatan, yang membutuhkan perhatian, demikian juga beberapa angka kejadian kesakitan tahun 2017 didapatkan data dari survey kementrian kesehatan bahwa penyakit stroke 21,1 %, Jantung Coroner 12,9 %, Diabetes militus 6,7%, Tuberkolisis 5,7% sedangkan sisanyanya adalah ISK, Pnemonia, Diare, kecelakaan, dan Gastroenteritis.
Peran Aisyiyah
Aisyiyah adalah salah satu organisasi perempuan yang aktif berperan dalam mewujudkan Indonesia sehat sebelum republik ini berdiri. Sebagai organisasi perempuan di Indonesia yang berusia lebih dari 100 tahun, Aisyiyah telah memiliki pengalaman dalam berkontribusi memajukan Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satunya di bidang kesehatan. Salah satu program yang sampai hari ini berjalan adalah partisipasi aktif dan strategis dalam pemberdayaan perempuan untuk tuntaskan Indonesia bebas TB-HIV. Pelaksanaan program TB-HIV merupakan program untuk membebaskan manusia dari penyakit dan stigma. Keberhasilan program Aisyah ini dapat menurunkan jumlah penderita sekaligus mencegah pertumbuhan penyakit TB di Indonesia. Meskipun telah banyak berperan bukan berarti masalah yang dihadapi kian sedikit. Seiring perkembangan zaman, berbagai masalah kesehatan makin banyak dan beragam. Sebagai salah satu organisasi perempuan tertua di Republik ini, apa yang dihadapi bangsa ini dalam bidang kesehatan menjadi tantangan Aisyiyah.
Dalam pemerintahan Presiden Jokowi yang saat ini mengusung agenda prioritas kerja yang dikenal dengan Nawa Cita dengan 9 agenda prioritas, salah satunya yang sangat berkaitan dengan bidang kesehatan adalah nawa cita ke-5, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Jika melihat dari rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 ada dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu meningkatkan status kesehatan dan daya tanggap (responsiveness) masyarakat dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Nawa Cita ke-5 adalah ruh dari semua program pemerintah di bidang kesehatan. Pemerintah tentunya perlu melibatkan berbagai pihak strategis seperti Aisyiyah dan organisasi lain untuk bergandengan tangan dalam mengatasi berbagi problem kesehatan. Berbagai persoalan yang perlu keterlibatan Aisyiyah dan pemerintah meliputi peningkatan akses kesehatan dan peningkatan partisipasi aktif perempuan.
Akses Kesehatan dan Peran Finansial Perempuan
Persoalan tinggginya angka kematian ibu, kematian bayi dan balita, angka kematian neonatal yang tinggi bisa jadi merupakan minimnya akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang ada. Adanya akses tersebut bagi perempuan dapat mencegah kematian maternal karena memungkinkan perempuan untuk merencanakan keluarga ; memampukan perempuan untuk menunda atau menjadwalkan kelahiran untuk meningkatkan kesempatan pendidikan, pelatihan, dan kesempatan kerja; serta menolong mengurangi risiko HIV/AIDS. Melalui program Keluarga Berencana (KB), peran perempuan disini adalah sebagai peserta sekaligus motivator KB. Kader juga memotivasi dalam gerakan masyarakat hidup sehat yang meliputi kegiatan (1) melakukan aktifitas fisik, (2) mengkonsumsi makanan sehat yaitu sayur dan buah, (3) Tidak merokok, (4) tidak mengkonsumsi alkohol, (4) membersihkan lingkungan tempat tinggal (5) memeriksakan kesehatan, (6) menggunakan jamban. Kegiatan pemberdayaan perempuan seperti yang telah disampaikan di atas merupakan kegiatan dalam program penguatan pelayanan kesehatan.
Selain akses kesehatan, salah satu peran yang mungkin adalah peningkatan peran perempuan terhadap aset produktif. Partisipasi ekonomi perempuan terhadap aset-aset produktif diyakini akan mempercepat pembangunan, menolong mengatasi kemiskinan dan mengurangi ketimpangan pendapatan dimana itu berkaitan erat dengan perbaikan gizi dan kesehatan. Perempuan biasanya menginvestasikan suatu proporsi yang lebih besar dari pendapatan mereka untuk keluarga dan komunitas mereka daripada laki-laki. Potensi tersebut harus dioptimalkan karena partisipasi ekonomi perempuan punya dampak terhadap kondisi kesehatan, minimal dilingkungan keluarga. Atas dasar hal diatas, maka diperlukan mendorong perempuan untuk terlibat aktif dalam peran-peran strategis dibidang ekonomi dan kesehatan. Dua hal yang saling berkaitan. Tentunya peran-peran tersebut sudah banyak dilakukan oleh Aisyiyah.
19-21 Januari 2018, Aisyiah menghelat sebuah acara yang besar di Surabaya. Berbagai isu strategis dibicarakan, dari tema ekonomi sampai tema kesehatan. Sebagai salah satu organisasi perempuan terbesar di Indonesia, kiprah Aisyiah atas rumusan-rumasan sidang tanwir sudah dinantikan khalayak, terutama pemerintah yang sangat berkepentingan atas pencapaian program dalam Nawa Cita yang diusung, terutama Nawa Cita yang ke-5. Selamat ber-Tanwir 1 Aisyiyah !

———— *** —————

Rate this article!
Asyiyah dan Nawa Cita 5,5 / 5 ( 1votes )
Tags: