ATI Optimis Produksi Teh Meningkat 1 Ton

15-tehSurabaya, Bhirawa
Pemberian bantuan pemerintah melalui Kementerian Pertanian dengan mengalokasikan dana program intensifikasi sekitar Rp 50 miliar ditargetkan mampu meningkatkan produktivitas teh. Jika produktivitas teh rakyat saat ini hanya mencapai kisaran 700 kg per hektare, kini ditarget meningkat menjadi 1 ton per hektare.
“Kami optimistis produksi teh masih membaik tahun ini. Ini seiring dengan adanya bantuan dari program pemerintah yakni pemupukan dan pemeliharaan, sehingga diharapkan mampu tingkatkan produktivitas teh,” kata Ketua Umum Asosiasi Teh Indonesia (ATI), Dede Kusdiman, Senin (14/4).
Saat ini dari sekitar 120.000 hektare kebun teh di Indonesia, kata Dede, sekitar 50.000 hektare dimiliki oleh petani dengan rata-rata produksi 700 kg per ha. Peningkatan produksi teh pun terus terjadi. Jika, produksi tahun 2012 yang sebanyak 150.000 ton teh kering, produksi teh 2013 sekitar 160.000 ton.
“Perusahaan perkebunan seperti PT Perkebunan Nusantara VIII mengalami kenaikan produksi sekitar 10%-15%. Jika program pemerintah berhasil meningkatkan produksi teh petani dari 700 kg menjadi satu ton per hektare, maka setidaknya terjadi peningkatan produksi sebanyak 15.000 ton,” ujarnya.
Jika data Asosiasi Teh yang meyakini peningkatan produktivitas, data dari Dewan Teh Indonesia mengungkapkan, jika impor teh terus meningkat. Pada tahun 1996 impor teh masih 50 ton senilai US$50.000, 2009 sudah mencapai 7.200 ton senilai US$12,5 juta.
Pada 2010, nilainya naik lagi menjadi 10.870 ton, sedangkan ekspor teh Indonesia tercatat 83.700 ton.
Direktur Dewan Teh Indonesia, Sultoni Arifin mengatakan, binis teh yang menjadi salah satu andalan komoditas perkebunan kini tak lagi kondusif karena memang harganya yang murah.
Tak ingin rugi, kini petani pun akhirnya memilih menanam tanaman lain seperti sayuran yang harganya lebih bagus. Padahal lebih dari 70 persen perkebunan merupakan milik rakyat. “Perkebunan teh sudah terlalu lama tidak diperbaiki. Akibatnya sudah 20 tahun bisnis teh kurang kondusif karena harganya jatuh, terutama untuk perkebunan teh rakyat,” katanya.
Menurut dia, karena tidak dipelihara dengan baik, mutu teh domestik pun rendah. Ia pun meminta pemerintah perlu mencari tahu penyebab penurunan kualitas ini untuk segera diperbaiki. “Pengolahan teh yang ada juga masih konvensional. Padahal jaman sudah banyak berubah, teknologi bisa digunakan untuk menggenjot produksi. Harus ada perbaikan on farm di kebun, perlu intensifikasi juga dan peremajaan kebun teh,” ujarnya.
Penurunan lahan perkebunan teh di Indonesia semakin serius. Dalam 10 tahun terakhir luas lahan perkebunan teh di Indonesia berkurang 30.000 hektar atau saat ini tersisa 120.000 hektar. Dampaknya, ekspor teh terus menurun dan impor terus naik. [rac]

Tags: