ATPM Sambut Positif Turunnya LTV

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Sejak dikeluarkan kebijakan Loan to Value (LTV) oleh Bank Indonesia membawa harapan bangkitnya industri mobil dan motor melalui kredit kendaran bermotor. Banyak Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang berada di Surabaya optimis dengan diturunkannya LTV dari 30% menjadi 10% dampaknya dapat menaikkan penjualan. Karena dengan bunga LTV yang ditetapkan sebelumnya sebesar 30%, para konsumen enggan melakukan pembelian kendaraan bermotor.
Manajer Marketing Toyota Auto 2000 HR Muhammad Surabaya, David Abram menguraikan kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia merupakan salah satu cara mendongkrak penjualan mobil yang mengalami kelesuan. Auto 2000 terus berkreasi dengan menawarkan program angsuran yang terjangkau tapi memenuhi syarat 30%tersebut.
“Semisal, kita mengajak konsumen untuk family gathering sambil memasarkan produk andalan kami. Cash back yang menarik di tawarkan kepada konsumen selain itu waktu angsuran yang dapat di pilih hingga 6 tahun. Namun dengan turunnya bunga untuk down payment alias uang muka maka kinerja penjaualan Toyota dapat lebih maksimal,” jelasnya Rabu (20/5) kemarin.
Namun hal tersebut masih perlu di kaji ulang, karena ada faktor eksternal yang masih belum terjamah yakni belanja modal yang masih belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Meskipun kondisi ekonomi Indonesia ini selama empat bulan ini neracanya adalah surplus.
“Surplus ekonomi terjadi karena nilai ekspor yang mengalami kenaikan, dan nilai impor semakin turun. Namun dari nilai impor yang turun dapat berpengaruh terhadap produksi, karena mesin produksi mobil masih impor. Karena dalam negeri pun masih belum mampu memproduksi lengan robot atau mesin dalam pembuatan mobil. Sebaiknya pemerintah dapat menurunkan pajak impor untuk mesin produksi, karena akan dapat membuat harga mobil bisa lebih turun lagi,” ujarnya.
Sementara itu Budiono Oei Manajer PT Hanata Auto pemegang merek Tata Mobil mengatakan turunnya bunga DP bisa menyebabkan persaingan semakin ketat. Karena harga yang di tetapkan akan semakin murah, tinggal bagaimana cara meminat hati konsumen.
“Jika persaingan harga sudah sengit, maka ada cara lain semisal ATPM tersebut mengeluarkan bonus handphone. Beli mobil A mendapatkan smartphone atau mengikuti undian rumah. Hal tersebut memang lazim terjadi pada semua ATPM. Hal ini diambil sebagai cara untuk meningkatkan penjualan yang selama ini memang lesu,” katanya. [wil]

Rate this article!
Tags: