Bangga Gunungapi Ijen Disukai Wisatawan Asing

Abdullah Azwar Anas

Abdullah Azwar Anas
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas bangga Gunungapi ijen disukai wisatawan asing dan terus menunjukkan tren positif sebagai salah satu destinasi wisata andalan di Ujung Timur Pulau Jawa itu.
“Perkembangan wisatawan yang berkunjung ke ijen ini luar biasa, versi survei Bank Indonesia terbaru, 76% orang asing ke Ijen dan banyuwangi itu puas, paling tinggi jika dibandingkan Borobudur, Yogya- Solo-Semarang dan Danau Toba,” ungkap Anas, Senin (25/2).
Sebagai informasi, Gunungapi Ijen memiliki ketinggian puncak sekitar 2.386 meter di atas permukaan laut, berada di sekitar 22 kilo meter (km) sebelah Barat laut dari Banyuwangi. Secara administratif termasuk ke dalam Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Provinsi Jawa Timur.
PGA Ijen pertama dibangun pada tahun 1951 – 1971 dan bertempat di Puncak Gunung Ijen. Pengamatan pada saat itu dilakukan dengan cara visual secara langsung dan alat seismometer sistem bandul. Pengamat harus berjalan 2 hari melewati hutan belantara.
Selanjutnya, tahun 1971 – 1986 Pos Pengamatan Ijen dipindah ke Desa Paltuding. Alat pengamatan seismik sistem bandul (sampai tahun 1979) dan elektromagnetik (1979 – 1986), recorder sistem bakar, dan pengamat harus menempuh perjalanan 1 hari melewati hutan.
Pada tahun 1986 hingga saat ini, Pos Pengamatan Gunungapi Ijen berada di Desa Licin dengan jarak kurang lebih 10 km dengan akses yang mudah dan peralatan yang dipasang sudah menggunakan sistem telemetri sehingga memudahkan proses monitoring aktivitas Gunung Ijen.
Gunungapi Ijen saat ini dimonitor dengan jaringan pemantauan, antara lain 4 stasiun seismik, 2 stasiun geokimia (2 sensor gas), dan 1 CCTV. Jaringan pemantauan dikembangkan bersama antara PVMBG dan VDAP-USGS Amerika Serikat.
Berdasarkan data pemantauan (visual, seismik dan pengukuran air danau kawah), saat ini aktivitas Gunungapi Ijen masih stabil dan berada pada level I (Normal). Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah. [jnr]

Tags: