Bangun Sanitary Landfill TPA Talangagung, Tunggu Kucuran Dana Bank Dunia

TPA Talagagung, Desa Talangagung, Kec Kepanjen, Kab Malang, yang akan dibangun Sanitary Landfill.

Kab Malang, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang untuk membangun pengelolaan sampah berbasis Sanitary Landfill di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talangagung, Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang membutuhkan anggaran sebesar Rp 80 miliar-Rp100 miliar.
Sehingga dengan besarnya biaya pembangunan tersebut, maka Pemkab Malang menunggu kucuran dana dari World Bank atau Bank Dunia. Sedangkan, jelas Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Malang Budi Ismoyo, Rabu (29/1), kepada wartawan, Sanitary Landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, yang kemudian menimbunnya dengan tanah. “Alasan utama penggunaan sistem Sanitary Landfill, karena pengoperasiannya sangat murah dari berbagai opsi yang ada,” kata dia.
Menurut dia, belum turunnya dana dari Bank Dunia itu, kemungkinan Bank Dunia tersebut lebih memiliki prioritas lain. Karena saat ini Bank Dunia lebih dahulu mengucurkan dana untuk pengelolaan sampah di Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Perovinsi Jawa Barat (Jabar). Sementara, pihaknya sudah melakukan revisi terhadap Detail Engineering Design (DED) Sanitary Landfill TPA Talangagung. Sedangkan untuk membangun Sanitary Landfill di area TPA Talanggagung, ada tambahan lahan seluas 6 hektar, dan sudah kita lakukan pembebasan.  
Budi juga menyampaikan, sebelumnya TPA Talangagung menggunakan metode Controlled Landfill yaitu merupakan sarana pengurukan sampah yang bersifat antara, sebelum mampu melaksanakan operasi sanitary landfill. Sedangkan sanitary landfill memiliki cara kerja, setelah sampah dipadatkan kemudian dilengkapi saluran khusus untuk mengalirkan air lindi dan gas metan sebagai hasil akhir pengelolahan sampah. Dan Sanitary Landfill sendiri membuat sampah tidak berbau dan tidak merusak tanah.
Sedangkan, kata dia, sistem Sanitary Landfill, harus memiliki lima elemen, diantaranya Lining System atau bagian terbawah yang bersentuhan dengan tanah. Bagian ini biasa terbuat dari campuran tanah dan bentonite agar cairan dari pembusukan sampah tidak akan merembes ke dalam tanah dan mencemari air tanah. Lalu Leachate Collection System yaitu cairan yang keluar dari pembusukan sampah dan terkontaminasi oleh berbagai bahan kimia atau bakteri, karena tidak boleh merembes ke dalam tanah. Dan Cover or Cap System yaitu berguna untuk mengurangi air, seperti hujan yang masuk ke dalam tumpukan sampah agar jumlah Leachate atau lindi tidak semakin banyak.
Dan keuntungan Sanitary Landfill, terang Budi, biaya pengelolaannya murah, karena tidak memerlukan investasi besar dalam bentuk peralatan, dapat menampung berbagai jenis sampah, dapat dipersiapkan dalam waktu yang singkat, mengurangi polusi udara, karena sampah berada di dalam tanah. “Dapat dirubah menjadi penghasil energi listrik, karena sampah akan mengeluarkan gas metana yang bisa dijadikan bahan bakar penggerak turbin,” tandasnya. [cyn]

Tags: