Banjir Bandang Putuskan Akses Jalan Dua Dusun

Jalan penghubung Dusun Tenggongan dengan Dusun Slatri yang ambrol menjadi tontotan warga sekitar.

Kota Batu, Bhirawa
Hujan deras yang turun pada Senin (30/1) malam, membuat sungai yang ada di Desa Pait, Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang meluap. Hal ini mengaibatkan jalan sepanjang 35 meter yang ada di pinggir sungai amblas diterjang derasnya arus. Akibatnya, jalan yang menghubungkan Dusun Tenggongan dengan Dusun Slatri terputus.
Diketahui, hujan lebat di kawasan Kecamatan Kasembon turun sejak Senin (30/1) pukul 17.00 hingga 20.00 WIB. “Sebenarnya hujannya hanya sebentar. Namun pada pukul 19.00 WIB, ketinggian air sungai mulai meningkat,”ujar Tagana Kecamatan Kasembon, Wiwik Indah Sawati, Selasa (31/1).
Dikisahkan oleh warga Dusun Tenggongan Rt 8 Rw 2, Desa Pait, Joko Karno bahwa suasana pada Senin (30/1) malam sangat mengkhawatirkan bahkan menakutkan. Ia yang tinggal di rumah bersama istrinya mendengar suara arus sungai yang sangat deras.
Kondisi ini semakin menakutkan ketika sesekali suara arus air ini disertai suara benturan batu-batu yang menghantam plengsengan sungai. “Tidak bisa tidur, khawatir terjadi banjir bandang seperti 12 tahun lalu, saat itu rumah saya tergerus air sungai,” ujar Karno.
Kondisi ini akhirnya membuat pergerakan tanah. Sekitar pukul 20.00 WIB, jalan penghubung Dusun Tenggongan dengan Dusun Slatri ambrol. Kerasnya terjangan air membuat jalan dusun sepanjang 35 meter dengan lebar 3 meter musnah tak berbekas. Kontan, sejak semalam akses jalan ini putus total.
Beruntung, dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa dan tak ada rumah rusak. Hanya 1 kandang kambing milik Suwaji, warga Dusun Slatri yang rusak dihantam banjir. Namun demikian, kemarin Tim Tagana harus mengungsian tujuh Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di sekitar jalan Dusun Tenggongan RT:8 RW:2. Karena kondisi rumah mereka lebih rendah daripada ketinggian air sungai. Dikhawatirkan sewktu-waktu air akan masuk ke dalam rumah dan menyeret penghuninya. Penghuni ketujuh rumah yang dievakuasi ke lokasi yang aman ini rata-rata sudah berusia di atas 50 tahun. “Ada satu orang tua yang tidak bersedia dievakuasi, tetap bersikeras tinggal di rumah. Dan alhamdulillah tidak terjadi apa-apa rumahnya tetap aman,”ujar Wiwik.
Sementara pegawai Bina Marga Pemkab Malang, Mukayat mengatakan, pihaknya masih mengkalkulasi kerugian akibat bencana alam ini. “Perkiraan bisa mencapai ratusan juta Rupiah. Dan kita sudah laporkan kejadian ini ke Pemkab Malang, dan semoga bisa segera diperbaiki tahun ini,”katanya. [nas cyn]

Tags: