Banjir Darmo Park Surabaya, Pengelola Tolak Pembangunan Box Culvert

Mayjen Sungkono1-Pasca Banjiri yang melanda Komplek Darmo Park II, Jalan Mayjen Sungkono,Surabaya kini sudah terlihat normal kembali. [oky abdul sholeh/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya, Rabu (15/1) sore, sempat mengakibatkan genangan di beberapa lokasi. Salah satunya di kawasan Ruko Darmo Park, Jalan Mayjend Sungkono Surabaya, yang video dan gambarnya viral karena banyak sepeda motor tenggelam di parkiran.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Erna Purnawati mengatakan, salah satu penyebab kawasan tersebut terendam banjir selain saluran yang kondisinya kecil, beberapa dedaunan juga terlihat menyumbat, sehingga mengakibatkan air meluap ke jalan. Namun, karena sigapnya jajaran di Pemkot Surabaya, genangan air dalam waktu sekitar dua jam langsung surut.
Menurut Erna, saluran di kawasan Ruko Darmo Park, Jalan Mayjend Sungkono Surabaya tidak mampu menampung derasnya air hujan, karena salurannya terbilang kecil yakni hanya sekitar 80 centimeter. Padahal disisi barat dan timur ruko tersebut salurannya sudah sangat lebar yakni mencapai 2X2 meter. Sehingga saat hujan deras, saluran airnya tidak mampu menampung dan meluber ke Jalan Mayjen Sungkono dan menggenangi Ruko Darmo Park.
“Mulai tahun 2017 itu waktu saya bangun pedestrian, saya minta izin ke pihak pengelola untuk bongkar pagarnya agar box culvert besar bisa masuk, supaya dia tidak tergenang. Tapi mereka tidak mau. Padahal nanti kalau pekerjaan selesai, tak rekondisi (perbaiki pagarnya),” kata Erna, dikonfirmasi, Kamis (16/1).
Apalagi, di kawasan tersebut kondisi tanahnya juga lebih rendah. Karena itu dibutuhkan box culvert di kedua sisi jalan dengan ukuran besar agar mampu menampung debit air ketika hujan deras turun. Makanya, Erna memastikan akan berkomunikasi kembali dengan pihak pengembang, supaya kawasan Ruko Darmo Park Mayjend Sungkono bisa dipasang box culvert.
“Tempatnya dia (ruko) memang lebih rendah, dia di bawahnya jalan. Tapi kalau dibangun saluran (box culvert) yang besar, Insya Allah tidak lagi banjir,” ungkapnya.
Untuk mengatasi banjir di Kota Pahlawan, Erna mengatakan, ada berbagai upaya yang telah dilakukan pemkot Surabaya. Salah satunya yakni, memastikan 204 pompa yang berada di 59 titik rumah pompa, kondisinya baik.
“Kalau terkait sarana prasarana di Surabaya, Insya Allah semua kondisinya siap. Apalagi sama Ibu wali kota pompanya juga sudah diganti yang besar-besar (kapasitas), sehingga air surutnya cepat,” kata Erna.
Di samping itu, kata Erna, rumah pompa tersebut juga dibackup dengan genset. Hal ini untuk mengantisipasi ketika terjadi listrik padam, rumah pompa itu masih dapat bekerja. Setidaknya, ada 111 genset yang telah disiapkan pemkot untuk mendukung kinerja di rumah-rumah pompa tersebut.
“Sebagus apapun pompa kita, kalau listriknya mati misal dalam 10 menit saja, maka air pasti sudah langsung naik (meluap). Nah, itu sudah diantisipasi juga oleh Ibu Wali Kota dengan pengadaan genset,” ujarnya.
Namun begitu, Erna menyebut. walaupun kondisi rumah pompa sudah maksimal, terkadang ada beberapa penyebab, seperti dedaunan yang membuat saluran tersumbat. Sehingga air tidak bisa masuk ke dalam saluran kemudian meluap ke jalan. “Kadang ketika hujan disertai angin, ada dedaunan atau apa-apa itu menutup saluran. Sehingga air tidak bisa masuk ke box culvert,” tandasnya. [iib]

Tags: