Baznas Probolinggo Resmikan Program 10 Unit Bedah RTLH Kaum Dhuafa Fakir

Penerima 10 unit bedah RTLH kaum dhuafa fakir.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Proboliggo secara bertahap meresmikan program 10 unit bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kaum dhuafa fakir di Kabupaten Probolinggo. Program bedah rumah ini dilaksanakan bekerja sama dengan Baznas Provinsi Jawa Timur untuk membantu masyarakat di tengah-tengah pandemi Covid-19.

Ke 10 unit rumah ini berada di Desa Sumber Kembar Kecamatan Pakuniran, Desa Liprak Kulon Kecamatan Banyuanyar, Desa Sindetlami Kecamatan Besuk, Desa Liprak Kidul Kecamatan Banyuanyar, Desa Sumberpoh Kecamatan Maron, Desa Brani Wetan Kecamatan Maron, Desa Resongo Kecamatan Kuripan, Desa Sumberrejo Kecamatan Paiton, Desa Wonorejo Kecamatan Wonomerto dan Desa Tulupari Kecamatan Tiris.

Untuk program bedah rumah ini, masing-masing rumah mendapatkan alokasi sebesar Rp 12,5 juta dari Baznas Provinsi Jawa Timur. Meskipun demikian, dari 9 rumah yang dibedah dari Baznas Provinsi Jawa Timur, ada 4 rumah yang masih ditambahi anggarannya oleh Baznas Kabupaten Probolinggo mulai dari Rp 500 ribu, Rp 872 ribu, Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta tergantung dari kekurangannya. Sementara untuk bedah rumah di Desa Tulupari Kecamatan Tiris dananya murni dari anggaran Baznas Kabupaten Probolinggo.

“Program bedah rumah tidak layak huni ini diberikan kepada kaum dhuafa fakir yang rumahnya memang benar-benar sudah tidak layak. Sebab jika dibiarkan khawatir akan roboh. Karena ini dananya berasal dari Zakat, Infaq dan Shodakoh (ZIS) ASN (Aparatur Sipil Negara), maka penerimanya harus beragama Islam,” kata Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H. Ahmad Muzamil, Rabu (9/12).

Menurut Muzamil, program bedah RTLH bagi kaum dhuafa faqir ini dilakukan bersinergi dengan Baznas Provinsi Jawa Timur. Memang sebagian besar dibangun rumah baru, karena rumah yang lama hancur semua dan tidak bisa diperbaiki lagi.

“Awalnya rata-rata rumah yang mendapatkan program bedah rumah tidak layak huni ini terbuat dari sesek. Namun setelah dibangun, semuanya tembok dan diplester untuk menjaga kesehatan bagi penghuninya,” jelasnya.

Dengan selesainya program bedah rumah ini Muzamil mengharapkan agar penghuni rumah atau penerima program bedah rumah itu merasa nyaman dalam bidang papan.

“Mudah-mudahan program bedah rumah bagi kaum dhuafa fakir ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya serta mampu memberikan rumah yang benar-benar layak dari faktor kesehatan dan nyaman,” Paparnya.

Dalam setiap peresmian program bedah RTLH tersebut, Baznas juga mengundang tetangga sekitar dari kalangan kaum dhuafa fakir sebanyak 25 orang dan diberikan sembako masing-masing senilai Rp 100 ribu. Sehingga untuk peresmian 10 rumah mengundang 250 orang dan diberikan sembako dengan total anggaran sebesar Rp 25 juta, tambahnya.(Wap)

Tags: