Belum Siap, Sebaiknya Tunda Santri Masuk Pondok Saat Pandemi

Noor Shodiq Askandar

Malang, Bhirawa
Pandemi Covid 19 yang melanda Indonesia sudah berjalan hampir tiga bulan. Tanda-tanda untuk berhenti tampaknya masih belum ada titik terang. Maka bagi Pondok Pesantren (Ponpes) yang siap dengan berbagai sarana dan standart kesehatan, silahkan menerima kembali santrinya belajar di asrama. Tetapi yang belum siap sebaiknya ditunda dulu
Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan (PWLP) Maarif NU Jatim, Noor Shodiq Askandar, bagi Ponpes yang belum siap sebaiknya ditunda dulu, untuk mendatangkan santrinya, sampai benar – benar situasi aman.
“Saya berpesan jangan memaksa santri balik ke pondok, jika sarana dan prasarana standrat protokol Covid 19 belum dimiliki, sebab ini akan berdampak kurang baik bagi santri, dimasa mendatang,” tuturnya.
Pria yang juga Wakil Rektor Dua Universitas Islam Malang (Unisma) ini juga menyampaikan, agar Ponpes mulai mengembangkan pembelajaran yang tidak semuanya menggunakan metode tatap muka, Tapi mulai dipikirkan dengan daring. ”Ini bukan hanya persoalan berani dan tidak berani. Tetapi prinsip kehati – hatian dan upaya yang optimal agar terhindar dari wabah Covid 19,” tukas Noor Shodiq.
Menurut Noor Shodiq jika pesantren siap untuk penerapan standart kesehatan, tentunya aturan ini sangat baik. Kerena sebetulnya situasi pesantren untuk pembelajaran ini lebih baik daripada anak-anaknya lepas kontrol dan pergi kemana – mana, baik kesehatan dan pendidikan sama – sama tidak dapat.
“Banyak orang tua juga resah terkait keberadaan putranya di rumah terlalu lama, karena tidak banyak nilai tambah yang didapat dengan mereka di rumah saja, pasti akan jadi persoalan tersendiri,” timpalnya.
Namun, langkah antisipatif pesantren, terutama yang santrinya banyak akan lebih berat. Misalnya sarana kebersihan, sarana kesehatan, sarana kamar untuk istirahat santri, sarana belajar, dan mempraktekan budaya hidup bersih dan sehat.
Disisi lain, Pemerintah juga harus peduli dan antisipasi terhadap situasi yang terjadi di pesantren. Pengawasan kesehatan santri, prosedur penanganan santri terdampak. Pemerintah juga tidak boleh tutup mata dengan keadaan ini. Bantuan harus mulai difikirikan, karena ini menyangkut calon generasi penerus bangsa bisa tetap memperoleh pendidikan yang layak.
“Pembelajaran harus tetap berjalan, karena ini menyangkut masa depan bangsa. Para santri yang sekarang belajar di Pondok Pesantren, 10 tahun hingga 15 tahun kedepan akan menjadi pemimpin,” kata dia.
Meski dengan pembelajaran daring, tetapi dari sisi transfer ilmu diyakini dia bisa efektif. Tetapi yang terkait dengan pembentukan karakter yang sulit. Padahal salah satu keunggulan pesantren, adalah pembentukan karakter yang baik. Ini menjadi tanggung jawab bersama antara pengelola pesantren, orang tua santri dan pemerintah.
Patut diketahui, beberapa waktu yang lalu Pengurus Pondok Pesantren di Kota Malang, keberatan dengan ketentuan yang disampaikan oleh Pemkot Malang berupa SE nomor 19, terkait, prosedur kembalinya santri di Pondok Pesantren. Maka Pemkot Malang, berjanji akan memberikan kebijakan bantuan berupa rapid test kepada para santri yang hendak kembali di sejumlah pesantren di Kota Malang. [mut]

Tags: