Bencana keringan Belum Terlihat di Provinsi Jatim

Kepala Dinas PU Pengairan Jatim, Ir Supaad

Kepala Dinas PU Pengairan Jatim, Ir Supaad

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas PU Pengairan Jatim mengungkapkan kalau hingga kini belum terjadi kekeringan pada sawah yang beririgasi teknis sesuai dengan pola dan rencana tanam yang telah disepakati bersama.
“Tanaman pada musim tanam kemarau (MK) 1 baik pada atau palawija telah dilaksanakan sesuai dengan pola tata tanam dan sudah panen,” kata Kepala Dinas PU Pengairan Jatim, Ir Supaad MSi, Minggu (12/7).
Ditambahkannya, untuk tanaman pada MK 2 pada daerah yang cukup air misalkan Wilayah Sungai (WS) Brantas, WS Bondoyudo Bedadung, WS Welang Rejoso, WS Pekalen Sampean, dan WS Baru Bajulmati, sebagian besar telah ditanami pada dan sebagian palawija.
Sedangkan daerah yang sangat kering seperti WS Madura, DAS (Daerah Aliran Sungai) Solo di Tuban, Lamongan, dan Gresik pada MK 2 akan ditanami palawija dan bero, kecuali lahan pertanian di sekitar Bengawan Solo Hilir pada saat ini ditanami pada dengan irigasi pompa.
Sementara dalam mengantisipasi musim kemarau panjang diakibatkan dampak El Nino, Perusahaan Umum Jasa Tirta I berencana melakukan skenario hujan sebagai solusi terakhir jika tidak ada hujan turun.  Sebab kemarau panjang tersebut membuat stok air di beberapa waduk menjadi menipis..
Namun skenario teknologi modifikasi cuaca berupa hujan buatan dapat dilakukan jika memang kondisi awan di atmosfer sudah cukup mengandung banyak air, tapi masih sulit menjadi hujan.
“Tidak bisa kalau kondisinya tidak ada awan sama sekali,” kata Sekretaris Perum Jasa Tirta I, Ulie Mospar Dewanto di Surabaya.
Harapannya, kata dia, dengan rekayasa teknologi, maka awan bisa dipaksa untuk menjadi hujan yang jatuh sampai ke permukaan tanah dan tepat pada daerah yang diinginkan.
“Sekali lagi, skenario itu dilakukan jika stok air menipis. Tapi yang jelas, sampai sekarang stok air di waduk masih mencukupi, sehingga jika stok air masih melimpah maka pasokan air akan diatur sesuai ketentuan dan standar operasional prosedur,” tandasnya.
Jika air masih tersedia, pihaknya akan mengatur distribusinya, misalnya untuk irigasi akan dibagi, karena tidak setiap hari sawah harus dialiri air. “Kalau stok menipis, air irigasi sawah padi bisa disuplai dua atau tiga hari sekali,” katanya.
Hujan buatan sebelumnya telah beberapa kali dilakukan, seperti pada 2012, yang mana saat itu berhasil dilakukan setelah bekerja sama dengan UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di wilayah hulu DAS Brantas.
Dalam pelaksanaannya, pihaknya akan menggunakan pesawat Cassa milik BPPT dan bantuan kru pesawat dari PT Nusantara Buana Air (NBA).  “Tujuannya untuk mengamankan ketersediaan air di waduk-waduk yang berada di bagian hulu DAS Brantas, agar dapat mencapai kondisi penuh,” katanya.
Ia mengatakan, air dari waduk-waduk di bagian hulu DAS Brantas dipakai memenuhi kebutuhan seperti sumber tenaga pembangkit listrik tenaga air (PLTA), air baku perusahaan daerah air minum (PDAM), irigasi pertanian, industri dan lain-lain.
Adapun sasaran pengisian waduk adalah Bendungan Sutami-Lahor dan Bendungan Sengguruh, yang merupakan beberapa waduk pengendali air di DAS Brantas dan menjadi penopang perekonomian bagi masyarakat di Jawa Timur.  [rac]

Tags: