Bengawan Solo Meluap, Daerah Hilir Jatim Siaga

Banjir di Darmo Surabaya

Banjir di Darmo Surabaya

Warga Surabaya Waspada Banjir Susulan
Bojonegoro, Bhirawa
Air Bengawan Solo terus meluap. Kondisi ini membuat daerah hilir Jatim mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan siaga banjir.
“Ketinggian air di daerah hilir mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan masuk siaga banjir. Kami terus waspada,” kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Pandu, Kamis (25/2).
Sesuai data, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro mencapai 13,77 meter (Siaga I), Kamis pukul 06.00. Di daerah hulunya, dalam waktu bersamaan di Karangnongko, Kecamatan Ngraho ketinggian air Bengawan Solo juga merangkak naik mencapai 28,00 meter.
“Kenaikan air di Karangnongko sekitar 20 centimeter dalam waktu tiga jam. Kenaikan airnya cukup tajam, sebab lokasi Karangnongko lebih tinggi dibandingkan daerah hilirnya,” ucapnya.
Di daerah hilirnya, di Babat, Plangwot/Laren, Karanggeneng, dan Kuro, semuanya di Lamongan, masing-masing 7,28 meter (Siaga II), 5,10 meter (Siaga I), 3,80 meter (Siaga II) dan 1,67 meter (Siaga II). “Yang jelas air di Bojonegoro, juga daerah hilir di Jawa Timur, masih akan terus merangkak naik,” katanya.
Dengan kondisi ini UPT Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) di Kabupaten Bojonegoro telah mendata ada beberapa titik tanggul Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro, Tuban dan Lamongan yang kondisinya kritis dan rawan longsor.
“Beberapa tanggul yang rawan longsor itu merupakan hal biasa jika terjadi banjir. Karena perubahan kadar air yang menjadi sifat tanah jika terjadi kadar air yang sifatnya fluktuatif,” ungkap Kepala Seksi Operasi UPT PSDA Kabupaten Bojonegoro Mucharom.
Menurutnya, untuk titik kritis yang perlu diwaspadai longsor itu salah satunya disebabkan karena air sungai meluap sampai di atas tanggul, maupun terjadi perubahan kadar air yang begitu cepat. ” Jika air surut dengan cepat tanah ini biasanya ikut terbawa air,” jelasnya.
Data dari UPT PSDA Kabupaten Bojonegoro, titik rawan longsor itu di antaranya terjadi di Desa Kabalan, Desa Kanor, Kecamatan Kanor, dan Desa Ngulanan Kecamatan Dander, Bojonegoro.
Sedangkan di wilayah Tuban terjadi di di Kecamatan Rengel, dan Desa Banjar Arum, Kecamatan Plumpang. Sedangkan di Kabupaten Lamongan titik kritis terjadi di Desa Klagen Sampat, Blumbang, Maduran, Gedangan, dan Desa Taji. Titik kritis rawan longsor itu terjadi baru saat musim hujan. ” Kejadian longsor bahaya memang, namun kita tidak memiliki kewenangan untuk memperbaiki. Kami monitoring dan melaporkan saja kepada Balai Besar Sungai Bengawan Solo yang memiliki kewenangan,” pungkasnya.

Rendam Kawasan Elit
Banjir di beberapa titik masih menjadi momok warga Kota Surabaya. Meski ketinggian banjir sudah tidak seperti tahun-tahun sebelumnya lantaran dibangunnya box culvert, namun tetap saja meresahkan penduduk Surabaya yang hampir mencapai tiga juta jiwa ini. Intensitas curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir  menyebabkan sebagian wilayah Kota Metropolitan terendam. Khususnya di wilayah Surabaya Barat hingga menenggelamkan berbagai kawasan, termasuk sejumlah kawasan perumahan elit.
Pada Rabu (24/2) sore setelah diguyur hujan deras, Surabaya Barat langsung dikepung banjir dan menyebabkan kemacetan luar biasa di berbagai kota.  Beberapa kawasan yang terendam banjir di antaranya Raya Dukuh Kupang, Villa Bukit Mas dan Raya Lontar. Setelah beberapa jam, banjir tersebut mulai surut, Kamis (25/2) dini hari kemarin.
Pantauan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya banjir juga terjadi di kawasan Surabaya Timur (Jl Kertajaya) arah Klampis, juga di Surabaya Pusat di depan Stadion Gelora 10 Nopember Jalan Tambaksari dengan genangan air mencapai 50 cm lebih dan sejumlah titik lainnya.
Kepala Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kota Surabaya Soemarno mengatakan telah menurunkan petugas sebanyak 500 personel ke berbagai titik yang rawan banjir di Kota Surabaya. Mulai dari Linmas, Satpol PP, Dishub pun sudah tersebar di lapangan.
“Genangan sudah tidak terlalu signifikan seperti kemarin (Rabu, red). Karena hujan juga sudah lebih reda. Setiap titip tetap menjadi fokus kami (Satlak PB) Surabaya Barat, Timur, Utara, dan Selatan,” terangnya.
Soemarno yang juga sebagai Kepala Bakesbangpol Linmas ini menjelaskan, banjir yang terjadi sejak Rabu (24/2) malam, bukan akibat pasang air laut atau banjir kiriman. Sebab, di daerah lain tidak ada banjir dan air langsung surut.
“Karena langsung surut, meski ketinggian air cukup tinggi untuk masuk ke rumah-rumah penduduk, namun tidak ada proses evakuasi saat banjir terjadi,” paparnya.
Banjir terjadi hanya di wilayah Surabaya Barat. Mengenai penyebab banjir, Soemarno mengatakan ini adalah hal teknis yang hanya bisa dijelaskan oleh Dinas PU Bina Marga. “Kalau saya menjelaskan nanti saya ditegur oleh Mbak Erna (Kepala Dinas PU Bina Marga), karena masalah kecepatan air berapa dan lain-lain, itu masalah teknis,” ujarnya.
Sementara itu, di kawasan Surabaya Timur warga sudah mengantisipasi akan adanya banjir mengingat intensitas hujan cukup tinggi. Warga Medokan Ayu, setiap hari bekerja bakti dengan dibantu Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya membersihkan tanaman enceng gondok yang bisa menyumbat aliran Sungai Avur.
Sungai yang membelah permukiman warga Medokan Ayu ini cukup banyak ditumbuhi tanaman enceng gondok. Dalam satu minggu kemarin, tanaman enceng gondok sudah diangkut dengan mobil truk milik DKP sebanyak sepuluh kali.
“Waktu pertama membersihkan tanaman enceng gondok seminggu yang lalu itu sudah sepuluh truk milik DKP, karena sepanjang Sungai Avur sangat penuh dengan tanaman ini,” kata Lurah Medokan Ayu Bambang Haryanto ditemui Bhirawa saat  ikut membersihkan tanaman liar ini, Kamis (25/2) kemarin.
Bambang menerangkan, kerja bakti bersih-bersih enceng gondok ini atas inisiatif warga dari tiga RW, yakni RW 13, RW 3, dan RW 2 Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut. “Karena warga disini sangat takut jika terjadi banjir beberapa tahun yang lalu. Kami turut membantu dengan cara mengajak petugas DKP untuk ikut membersihkan,” terangnya. [bas,geh]

Tags: