Berdayakan UMKM, Siapkan Perluasan Dapur Umum di Daerah PSBB

Berdayakan UMKM, Siapkan Perluasan Dapur Umum di Daerah PSBB

Pemprov Jatim, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengupayakan titik-titik dapur umum terus diperluas. Khususnya bagi daerah yang saat ini telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo. Perluasan dapur umum tersebut dilakukan dengan memberdayakan pelaku UMKM di tengah masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Khofifah saat meninjau dapur umum di Mapolres Sidoarjo, Rabu (6/5). Dijelaskan orang nomor satu di Jatim tersebut, dapur umum sengaja disiapkan untuk memberi dukungan bagi masyarakat Sidoarjo yang saat ini sedang menerapkan PSBB sejak 28 April lalu. Hal serupa juga dilakukan pemerintah terhadap Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. “Kebetulan ntuk Sidoarjo dipusatkan di Mapolres, kalau di Gresik dapur umumnya di Makodim, kemudian Surabaya ada di Kodam, Lantamal, Polrestabes, Pangkalan Marinir, dan PPI,” tutur Khofifah.
Selanjutnya, perluasan dapur umum perlu terus dilakukan. Dalam perluasan tersebut,
Khofifah mengaku Pemprov menambah distribusi nasi dengan memberdayakan UMKM. Dengan demikian pihaknya berharap, pada saat pandemi covid-19 ini, UMKM tetap bisa terus bergerak. Pemberdayaan UMKM ini bentuknya antara lain dengan menyiapkan 50 porsi makan untuk buka puasa dan 50 porsi untuk sahur. “Satu titik paling tidak ada 20 UMKM yang ingin mereka support untuk memberikan sahur dan buka puasa,” tutur Khofifah.
Di dapur umum sendiri, kapasitas untuk memasak per harinya sebanyak dua ribu nasi bungkus untuk sahur dan dua ribu untuk buka puasa. Nasi bungkus tersebut selanjutnya didistribusikan ke 18 kecamatandi Sidoarjo oleh Babinkamtibmas.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, saat ini pemerintah juga beruapaya memberi ruang agar UMKM tetap bisa beraktifitas ditengah penerapan PSBB. Karena itu, ada ruang di mana UMKM bisa medapat ruang untuk berjualan maupun pembeli bisa berbelanja. Kendati suasana yang ada dalam PSBB mengharuskan penjual dan Pembeli untuk menerapkan physical distancing.
“Misalnya di Makodam V Brawijaya, sudah disiapkan titik untuk dijadikan pasar agar masyarakat bisa ngabuburit sore. Tapi suasananya sangat jauh dengan pasar malam di Makodam seperti dulu. Mungkin saat ini sekitar 20 – 25 persen saja dari penjual yang dulu ada di pasar,” pungkas Khofifah. (tam)

Tags: