Berikan Edukasi kepada Pelajar

13-Topeng-MalangGelar Seni Tradisional ‘Topeng Malang’
Malang, Bhirawa
Gelar kesenian tradisional koleksi museum bukan sekedar pertunjukkan seni saja. Namun bersifat bimbingan khusus pengenalan, harus ada edukasinya, utamanya kepada para pelajar-pelajar yang ada di Sidoarjo dan sekitarnya.
Seperti yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur melalui UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur dengan menggelar kesenian tradisional koleksinya, ‘Topeng Malang’ di halaman Museum Tantular Jl. Raya Buduran Sidoarjo kemarin(12/3) siang.
Kepala Disbudpar melalui Ka UPT Drs. Edi Iriyanto, MM mengatakan kalau gelar koleksi kesenian tradisional ini tidak hanya digelar begitu saja, tetapi lebih mengarah kepada edukasi, pembelajaran atau pengenalan kepada para remaja, khususnya anak-anak sekolah yang ada di Sidoarjo dan sekitarnya.
Pagelaran kesenian Topeng Malang yang mengambil cerita ‘Lembu Gumarang’ dengan Ki Dalang Khamdani. Menurut Edi Iriyanto, usai pergelaran dilakukan dialog, diskusi antara pelajar denga pimpinan kesenian yang ditampilkan atau digelar. “Jadi anak-anak ini diberi kebebasan untuk bertanya, tentang apa saja yang dia ketahui soal pergelaran tadi,” katanya.
Kalau hal ini sering dilakukan, maka program pembelajaran, pengenalan dan edukasinya terhadap para anak-anak akan sangat nampak. Anak-anak pun tidak sekedar menonton. “Mereka akan teringat, apa yang terjadi dalam gelar kesenian itu, sehingga mereka akan semakin mengenalnya,” terang Edi Iriyanto.
Sementara itu Ki Dalang Khamdani yang didampingi Ketua Sanggar Asmorobangun Malang, Handoyo menjelaskan kalau cerita topeng ini kebanyakan adalah cerita mengenai panji. Kali ini mengambil cerita ‘Lembu Gumarang.’
Cerita ini mengkisahkan seorang remaja putri Dewi Walangwati tidak menurut kepada orangtuanya. Karena tidak menurut sama orangtuanya Malag Dewo dari Padepokan Gedang Selirang, akhirnya disabda/dido’akan menjadi raksasa Lembu Gumarang. Namun, orangtuanya berjanji akan bisa pulih kembali bila ketemu seorang satria.
Jadi satria yang bernama Panji Asmoro Bangun itulah yang bisa mengembalikan aslinya Dewi Walangwati menjadi remaja putri semula. “Akhirnya, Panji Asmoro Bangun pun dinikahkan dengan Dewi Walangwati serta diberikan hadiah separuh dari padepokan Gedang Selirang,” terang Khamdani. [ach]

Rate this article!
Tags: