Berinteraksi dengan Alquran

Choirul Anam Jabar

Choirul Anam Jabar

Oleh: Choirul Anam Jabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Quran Provinsi Jatim

Bulan Ramadan disebut juga bulan Alquran. Hal ini sebagaimana firman Allah: “Bulan Ramadan yang di dalamnya -mulai- diturunkannya Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk kepada kebenaran yang membedakan antara yang haq dan yang bathil.” (QS Al Baqarah 185).
Karena itu, tidaklah mengherankan bila umat Islam berlomba-lomba dalam membaca Alquran di bulan Suci Ramadan ini. Hal yang perlu diingat adalah ketika seorang mukmin dalam berinteraksi dengan Alquran, maka berarti dirinya sedang melakukan tiga amal utama, yakni berzikir, beribadah, dan menuntut ilmu.
Jadi siapa yang banyak berinteraksi dengan Alquran maka berarti dirinya sedang banyak berzikir, banyak beribadah dan juga sedang dalam keadaan menuntut ilmu. Dari Alquran manusia akan banyak mendapatkan ilmu dan pelajaran dan yang utamanya adalah petunjuk, hingga mereka mampu mencari penyelesaian yang benar dari setiap permasalahan hidupnya.
Seperti misalnya ketika seseorang mukmin sedang dalam keadaan kesempitan harta, maka Alquran menganjurkan untuk banyak istighfar. Atau ketika kita sedang merasa akhlaknya kurang baik, maka Quran menunjukinya agar melakukan introspeksi diri terkait baktinya terhadap kedua orangtuanya.
Dalam menghadirkan keimanan, maka seseorang perlu memperhatikan bagaimana hubungan dirinya dengan Allah. Yakni hubungan cinta kepada Allah harus terbangun sempurna dalam dirinya, sehingga muncul harapan untuk bisa bertemu denganNya.
Salat dan zikir Quran kita bisa menjadi indikasi kerinduan kita kepada Allah. Kita bertemu dengan ayat-ayat-Nya, maka sudah selayaknya kita memiliki rasa kerinduan yang semakin dalam untuk bisa bertemu dengan Allah. “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam  kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. (QS Yunus  26).
Maka sebaiknya di dalam diri kita dimunculkan rasa takut dan khawatir jika kita tidak bisa bertemu Allah kelak. Oleh karena itu sebaiknya kita bersungguh-sungguh dalam mengusahakan amal-amal yang menjadi sebab pertemuan diri kita dengan Allah kelak.
Hal ini sebagaimana disebut di dalam Alquran: Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS Al Kahf  110). [ca]

Rate this article!
Tags: