Bermain Ular Tangga Digital Sekaligus Belajar Kemaritiman

Sejumlah mahasiswa Unair mencoba memainkan ular tangga berbasis android yang menggunakan karakter kemaritiman.

Surabaya, Bhirawa
Permainan ular tangga adalah permainan anak yang sudah cukup lama dikenal. Namun, permainan ini akhirnya tergeser setelah datangnya banjir game digital online maupun offline. Kini, permainan ini kembali hadir dengan modifikasi yang kreatif sekaligus edukatif.
Adalah empat mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang telah memodifikasi ular tangga ini menjadi game berbasis android. Mereka antara lain, Rusdiatin, Nur Wantika, M Athoillah Sholahudin, dan Shobrina Silmi Qori’ Tartila. Bukan game sekadarnya, permainan ini mereka desain dengan ciri khas maritim.
“Game ini kami harapkan tidak hanya sekedar sebagai hiburan. Tetapi juga menjadi bahan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan anak usia dini terkait dengan kemaritiman, khusunya tentang biota laut,” kata Rusdiatin.
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Unair ini mengaku, pembelajaran kemaritiman seharusnya diawali dari usia dini. Sehingga, sejak masih anak-anak mereka telah memiliki ketertarikan terhadap sumber daya alam terpenting pada negara ini.
“Software game ini kita buat berdasar penelitian yang dikembangkan dari proposal berjudul Aplikasi Pengenalan Dunia Maritim pada Anak-Anak” sambungnya.
Proposalnya tentang software ini berhasil lolos dari penilaian Dirjen Dikti pada Kemenristekdikti, yang kemudian memberinya dana pengembangan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) tahun 2016.
Ditambahkan oleh Rusdiatin, SNAIL merupakan sebuah game berbasis android yang dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih. Ketika ingin bermain, pemain disuguhkan dengan dua tema background, yakni laut dan terumbu karang.
Disamping memilih tema, pemain juga diharuskan memilih karakter dan jumlah karakter yang ingin dimainkan. Karakter tersebut antara lain clawn fish, starfish, jellyfish dan crab. Setelah memilih tema dan karakter, aplikasi akan memunculkan informasi seputar tema maupun karakter yang dipilih.
Game ini terdiri dari 100 bidak dengan lima ular dan lima tangga. Seperti umumnya permainan ular tangga, game ini dimulai dengan mengocok dadu untuk menentukan langkah. Ketika pemain sampai pada bagaian ular atau tangga, pemain akan dihadapkan pada sebuah pertanyaan seputar maritim. Jika pemain berhasil menjawab pertanyaan dengan benar, pemain akan naik mengikuti tangga. Tetapi jika salah, dia akan tetap dalam posisinya.
“Begitu juga ketika menemui ular, kalau bisa jawab akan tetap di posisi. Tapi kalau salah, maka dia akan disanksi mundur langkah hingga ke kepala ular,” terang dia.
Menurut Rusdiatin, game buatannya ini memiliki keuanggulan di bidang pendidikan maritim. Yaitu memberikan sebuah pembelajaran mengenai kemaritiman pada anak. Tidak hanya pertanyaan seputar kemaritiman yang ditonjolkan, tetapi juga dari segi tampilan, background, dan karakter yang dapat menambah pengetahuan anak mengenai maritim.
“Orang tua tidak perlu khawatir dan takut anaknya akan lalai atau lengah dengan tugas sekolahnya seperti pada game-game lain yang tidak memberikan manfaat pada anak,” pungkas Rusdiatin. [tam]

Tags: