Bidik Level Nasional, Politag-Pro Perbaiki Desain Robot

Salah satu anggota Politag Pro Universitas 17 Agustus 1945 menunjukkan robot MR2 (robot otomotif) di selarasar plaza Proklamasi, Rabu (22/5).

Usai Juarai KRI 2019 Regional IV dan Desain Terbaik
Surabaya, Bhirawa
Sukses pertama kalinya dalam menjuarai Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019 di Regional Divisi Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI) justru membuat tim Robotika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, berbenah. Tim yang berjuluk Politag-Pro ini memperbaiki beberapa rancangan desain robot agar siap dipertandingkan dan mendulang prestasi gemilang, pada kejuaraan di tingkat nasional di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang Juni mendatang.
KRI 2019 merupakan ajang kompetisi rancang bangun dan rekayasa dalam robotika yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Diungkapkan official tim Politag-Pro, Astra Nico Prasetyo selama kompetisi tim nya membuat dua robot KRAI. Yaitu robot manual (semi auto) atau Messenger Robot 1 (MR1) dan robot otomatis atau Messenger-Robot 2 (MR2). Kedua robot tersebut didesain sebagai robot maping yang bisa membaca titik koordinat yang membawa pesan. “Aka nada sejumlah perbaikan yang akan kami lakukan. Yang terutama dari segi desain,”tutur dia saat menguji robot di Graha Wiyata lantai 1 Untag, Rabu (22/5).
Robot MR1, kata dia, hanya membutuhkan perbaikan karena desain yang sudah kokoh. Sementara untuk robot MR2 membutuhkan perbaikan dan desain ulang.
“MR 2 full pergantian karena modelnya berkaki, dan selama pengiriman kembali dari kompetisi regional banyak yang rusak dan patah komponennya. Ini saja saya coba banyak yang tidak lancar jalannya,”paparnya.
Apalagi, tambah dia, robot MR2 ini lebih sering tersangkut di tali. Sehingga rencana desainnya akan diubah ukuran kakinya menjadi lebih kecil. Diakuinya seminggu setelah lebaran dan dua minggu selama puasa pihaknya “ngebut” pembuatan robot. “Saat ini kami masih memesan sparepartnya,”imbuhnya.
Selain mendesain ulang, proporsi waktu simulasi latihan juga akan ditambah. Sementara untuk mengantisipasi kerusakan robot, untuk kompetisi nasional robot akan dibawa tim pribadi.
Sementara itu terkait kendala, Astra menyebut perancangan desain robot yang paling susah. Sebab hal itu juga berpengaruh pada kecepatan robot. Kendati begitu, timnya mampu unggu dalam hal kecepatan meskipun kurang stabil.
“Jadi di beberapa rintangan kita mengalami gangguan dan error. Sedangkan robot milik kami tingkat kestabilannya cukup baik jadi jarang ada error,” terangnya.
Sementara itu, Dosen Pebimbing tim Politag-Pro, Dimas Aditya Putra Wardhana menuturkan jika desain robot yang dirancang oleh tim bimbingannya tersebut cukup unik. Karena memiliki empat buah kaki seperti kuda. Dari desain tersebut, pihaknya kemudian juga berhasil membawa pulang piala dari kategori desain terbaik. Terlebih rancangan desain tersebut melihat dari tema besar KRAI 2019 yaitu Sang URTUU Agung Menyebarkan Pengetahuan dan juga dari sistem pertandingan.
“Kami memang sudah betul-betul melihat rule sistem pertandingan sehingga robot kami dianggap yang paling mendekati rule. Tidak banyak yang berkaki kuda seperti kita, melainkan memakai diesel seperti sistem kereta api,” pungkas dia. [ina]

Tags: