Bosda Cair, Sekolah di Batu Bisa Bernapas Lega

Batu, Bhirawa
Seluruh sekolah Negeri maupun swasta di Kota Batu kini sudah bisa bernapas lega. Karena dalam waktu dekat dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) segera dicairkan.
Bosda bisa dicairkan dengan telah disepakati dan ditanda tanganinya Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) oleh Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Batu, kemarin.
Diketahui, untuk pencairan Bosda semester II (tahap II) di Kota Batu ini masuk dalam PAK 2017. Adapun pencairan PAK sempat mengalami hambatan akibat tidak adanya pejabat Sekdakot maupun Plt.Sekdakot hingga 5 bulan terakhir. Proses pencairan PAK termasuk dalam hal ini Bosda II bisa berjalan kembali setelah Kota Batu memiliki Plt.Sekdakota sejak tanggal 8 November lalu.
“PAK sudah ditetapkan dan sudah saya tanda tangani beberapa hari lalu. Dan saat ini program yang dibiayai PAK sudah bisa dilaksanakan, termasuk pencairan PAK,”ujar Plt.Sekdakot Batu, Dr.Alwi,M.Hum, Rabu (15/11).
Diketahui, Dinas Pendidikan sempat melakukan pengajuan ulang untuk pencairan Bosda II. Dan setelah pembahasan PAK kelar dan pengajuan Bosda telah disetujui, akhirnya semua sekolah di Kota Batu bisa segera menerima pencairan Bosda meskipun harus melalui proses yang panjang. Dalam Bosda tahun ini dicairkan anggaran sebesar Rp 7,2 miliar untuk SMA, dan Rp13,2 miliar untuk SMK.
Saat ini Dindik bersama institusi sekolah di bawahnya sedang dilakukan pemberkasan dan melengkapi persyaratan pencairan Bosda. “Karena berkas yang kita tangani banyak, mungkin pekan ini kita fokus untuk pemberkasan. Mungkin dana Bosda baru bisa dicairkan pada awal pekan depan,”ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, Mistin.
Seperti diketahui, akibat keterlambatan Bosda ini telah memaksa manajemen sekolah baik Negeri maupun swasta untuk mencari dana Talangan pengganti Bosda. Dana talangan ini digunakan untuk membiayai proses belajar-mengajar agar tetap bisa berjalan. Seperti yang dilakukan manajemen Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Ulum Kota Batu. Mereka harus mencari dana talangan untuk proses belajar-mengajar sebesar Rp 54 juta yang biasanya diperoleh dari Bosda.
“Memang belajar-mengajar tidak sampai terhenti, karena kita terus melakukan berbagai upaya untuk memenuhi anggaran belajar. Dan dengan sudah cairnya Bosda, berarti kita bisa segera membayar honor Guru Tidak Tetap (GTT),”ujar Kepala MI Darul Ulum, Ulul Azmi.
Ia mengatakan, di sekolah yang dipimpinnya memiliki 14 orang guru. 4 orang di antaranya adalah guru negeri, 2 orang guru kontrak non GTT, dan 8 orang guru GTT. Jadi, tenaga pengajar di sekolah ini yang bergantung pada pencairan Bosda ada 8 orang.
Anggaran Bosda untuk Sekolah Negeri justru lebih banyak lagi. Seperti SMAN 2 Batu, untuk satu semester sekolah ini mendapatkan Bosda dengan nilai total Rp686 juta.
“Bosda belum cair lima bulan lalu sehingga kita harus mencari pinjaman untuk menutupi kekurangan yang ada. Kita bersyukur jika dana Bosda bisa segera cair sehingga kegiatan sekolah tetap lancar,”ujar Kepala SMAN 2 Batu, Pamor Patriawan. [nas]

Tags: