Box Culvert Ganggu Irigasi Petani Rejoso Kota Batu

Sejumlah petani menunjukkan posisi box culvert yang lebih rendah ketimbang aliran ke irigasi hingga mengakibatkan pasokan air ke sawah terhenti selama dua minggu.

Sejumlah petani menunjukkan posisi box culvert yang lebih rendah ketimbang aliran ke irigasi hingga mengakibatkan pasokan air ke sawah terhenti selama dua minggu.

Kota Batu, Bhirawa
Para petani di Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Kota Batu mengeluhkan aliran irigasi ke sawah mereka lumpuh. Hal ini diakibatkan keberadaan Proyek Pemasangan Box Culvert di desa mereka. Akibatnya, mereka marah dan ngluruk ke lokasi proyek Pemasangan Box Culvert, Senin (5/9) pagi.
Ada sekitar 30 Petani Dusun Rejoso yang ikut ngluruk ke lokasi proyek. Mereka mengeluhkan bahwa sudah  dua minggu ini tidak ada air yang mengalir di sawah mereka. Selain karena disumbat untuk kepentingan proyek, letak box culvert terlalu dalam. Akibatnya, air tidak bisa mengalir ke sawah.
Kondisi ini telah membuat banyak tanaman petani yang mati akibat kekurangan air. Terlebih selama dua minggu ini di kawasan ini tidak turun hujan sama sekali.
“Sudah dua minggu ini air tidak mengalir, selain itu tidak hujan sama sekali, tanaman kita pun kekurangan air, seperti tanaman saya kubis dan tomat banyak yang mati, terutama yang barusan saja kita tanam,” tegas Ketua Kelompok Tani setempat, Sudarmadji.
Diketahui, aliran irigasi yang distop tersebut mengaliri kurang lebih 50 hektar sawah penduduk di sekitar lokasi. Kebanyakan para petani ini menanam sayur mayur seperti, kubis, tomat, cabe, bawang merah dan berbagai tanaman yang membutuhkan air.
Tidak hanya petani yang berunjuk rasa kemarin, pengurus Hippam dan anggota Hippam juga ikut berbaur di tengah petani. Mereka juga memprotes pelaksanaan proyek lantaran beberapa pipa Hippam rusak akibat aktifitas proyek.
Hal ini mengakibatkan distribusi air minum ke 30 pelanggan Hippam mati dan beberapa pipa tersumbat pasir bercampur batu. “Banyak pipa kita yang rusak, akibatnya aliran air ke RW 5 dan RW 6 mati selama beberapa saat, ditempat ini ada 30 pelanggan yang terganggu,” ujar Ketua Hippam, Sutomo.
Adapun kedatangan mereka ke lokasi proyek untuk meminta ganti rugi akibat kerusakan pipa dan terganggunya aliran air ke pelanggan.
Basuki, tokoh masyarakat setempat mengatakan saat pemasangan box culvert berlangsung, warga sudah memberikan masukan terkait saluran irigasi. Namun masukan tersebut tidak direspon oleh pelaksana proyek.
“Masukan warga sama sekali tidak direspon oleh pelaksana proyek, akhirnya seperti ini, irigasi macet, terus ada perbedaan lebar antara box culvert di bawah dengan box culvert diatas,” ujar Basuki.
Terpisah, anggota DPRD Kota Batu dari PKS, Ludi Tanarto, menyayangkan pelaksana proyek yang tidak mengerjakan proyek dengan didasari perencanaan yang matang. Selain itu, pelaksana proyek juga tidak merespon masukan masyarakat.
“Tadi ada tim dari PU Bina Marga ke lokasi, dia berjanji menyelesaikan permasalahan ini satu dua hari ini, agar irigasi ke sawah bisa mengalir seperti sedia kala,”ujar Ludi.
Ditambahkan Kepala Dinas PU dan Bina Marga Kota Batu, Arif As Sidiq bahwa pihaknya juga langsung turun ke lapangan untuk mencari solusi.
“Segera kita lakukan penataan irigasi, intinya konstruksi dan posisi box culvert akan ditata ulang ketinggiannya sehingga air tetap lancar. Kita mohon maaf atas gangguan ini kepada masyarakat dan secepatnya dalam satu dua hari ini akan kita tuntaskan,” ujar Arif. [nas]

Tags: