BPBD Bojonegoro Telusuri Warga Hanyut di Bengawan Solo

6-FOTO OPEN bas-kondisi tinggi muka air (TMA) sungai bengawan solo dan   petugas sedang mengecek perkembangan debit air papan  ukur di taman   bengawan solo (TBS) kota Bojonegoro, Rabu (112). Achmad BasirBojonegoro, Bhirawa
Perkembangan Tingggi Muka Air (TMA) Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro,  terus mengalami trend kenaikan. TMA Bengawan Solo hari, Rabu (11/2) kemarin pukul 12.00 WIB, Bengawan Solo yang terpantau di Taman Bengawan Solo (TBS) utara kantor pemkab Bojonegoro menunjukkan posisi Tinggi Muka Air pada ketinggian 13.36 peilschaal yang berstatus Siaga I.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Andik Sudjarwo mengatakan untuk saat ini air sungai limpahan dari daerah hulu sungai terpanjang di Pulau Jawa sampai membuat sungai Bengawan Solo di Bojonegoro memasuki siaga I. “Karena curah hujan di wilayah hulu saat ini terpantau tinggi, kita tengah mewaspadai sumbangan dari hujan lokal,” jelasnya.
Menurutnya, diperkirakan selama dua hari kedepan, debit air Bengawan Solo akan mengalami kenaikan. Namun berdasarkan perhitungan tak sampai membuat Bojonegoro berstatus siaga II. Bahkan saat Bengawan Solo di Bojonegoro berada pada status siaga I, belum ada wilayah sepanjang bantaran yang tergenang luapan. “Beberapa wilayah baru akan mengalami genangan setelah status sungai Bengawan Solo memasuki Siaga II. Untuk siaga I belum ada yang terdampak, tapi warga harus waspada mengingat tren air masih terus naik,” pungkasnya.
Sementara itu, untuk saat ini ketinggian permukaan air sungai Bengawan Solo di wilayah Dungus Ngawi pada pukul 03.00 Wib berada di level siaga I yakni 6,95 peilschaal, sedangkan pada pukul 12.00 Wib mengalami kenaikan level siaga II yakni 7,10 peilschaal.
Untuk di TMA Karang Nongko di Kecamatan Ngraho yang merupakan masuknya air pertama kali di wilayah Bojonegoro juga mengalami kenaikan. Dimana pada pukul 06.00 Wib berada di ketinggian 26,81 peilschaal, dan pada pukul 12.00 Wib naik menjadi 27,17 peilschaal.
Sedangkan untuk di wilayah Kota Bojonegoro untuk TMA yang berada di Taman Bengawan Solo (TBS) juga mengalami tren naik meskipun sejak 00.00 Wib sudah masuk level siaga I. Dimana pada pukul 06.00 Wib ketinggian air mencapai 13.12 peilschaal, dan pada pukul 12.00 Wib naik menjadi 13.36 peilschaal.
Andik juga menambahkan, untuk sementara ini Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Bojonegoro membuat ratusan kantong pasir. Sekitar 500 kantong ini nantinya akan disimpan di kantor BPBD Bojonegoro dan akan digunakan untuk menutup tanggul atau doorlat (pintu air) saat sungai Bengawan Solo meluap. “Tak hanya digunakan untuk keperluan menutup doorlat atau tanggul saja, namun kantong pasir ini juga diperuntukkan bagi warga Bojonegoro yang sekiranya membutuhkan,” tegasnya.
Rencananya, kantong-kantong pasir ini akan digunakan untuk menutup pintu air di sepanjang sungai Bengawan Solo yang berada di wilayah Kecamatan Bojonegoro. Namun, jika dibutuhkan, kantong pasir ini juga bisa digunakan untuk menutup tanggul saat bencana banjir bandang melanda seperti di wilayah lainnya.
“Untuk prakiraan cuaca Kabupten Bojonegoro mulai tanggal 11 Pebruari 2015 mulai pukul 07.00 wib sampai dengan 12 Pebruari 2015. Dengan cuaca hujan lebat, suhu 24-30 °C (derajat Celsius), kelembapan 68.98 % dengan kecepatan angin 35/km dari arah mata angin barat,” imbuhnya.
Warga Hanyut
Sementara itu, nasib malang dialami oleh Ridwan (36), warga Desa Nglanjuk, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, pasalnya sampai sekarang belum ditemukan setelah hanyut di Bengawan Solo saat mencari ikan di Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro.
Berdasarkan data yang di himpun, Rabu (11/2) menyebutkan awalnya saksi yakni Bisri (26) dan Parno (50), warga Desa Payaman, Kecamatan Ngraho berada di tepi Bengawan Solo tengah duduk bersantai. Mereka melihat korban, Ridwan sedang sibuk mencari ikan di bengawan.
Namun, tiba-tiba debit air terus meningkat hingga mencapai level siaga I, peningkatan yang terjadi tiba-tiba hingga ketinggian 13.24 peischaal tidak disadari korban. Dan hal itu dibenarkan oleh Kasubag Humas Polres Bojonegoro AKP Nugroho Basuki saat di konfirmasi terpisah. “Akhirnya, beberapa saat kemudian, korban tenggelam saat mencari ikan,” jelasnya.
Menurutnya, setelah mengetahui Ridwan tenggelam, kemudian kedua saksi langsung menginformasikan hal itu kepada Kepala Desa (Kades) setempat dan pihak kepolisian. “Namun saat dicari, korban tidak ditemukan,” terangnya. [bas]

Keteramgan  Foto : Kondisi Tinggi Muka Air (TMA) sungai Bengawan Solo dan petugas sedang mengecek perkembangan debit air papan ukur di taman bengawan solo (TBS) kota Bojonegoro, Rabu (11/2). Achmad Basir.

Tags: