BPCB Jatim Inventarisasi Bangunan Bersejarah

Tim BPCB Jawa Timur saat melakukan peninjauan di eks pendopo Karesidenan Besuki baru baru ini. [sawawi/bhirawa].

Tim BPCB Jawa Timur saat melakukan peninjauan di eks pendopo Karesidenan Besuki baru baru ini. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Inventarisasi bangunan bersejarah yang dilakukan tim BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jatim di wilayah eks karesidenan Besuki masih membutuhkan waktu yang panjang. Ini terungkap berdasarkan analisa Ketua Tim Ahmad Holid dari BPCB Jatim, yang menyebutkan sebagian bangunan sudah mengalami perlakuan hingga tak bisa didaftarkan. Ia mencontohkan bangunan paseban di alun-alun Besuki kini sudah berubah total. “Gerbang kawedanan juga terhalang gerbang yang baru,” ujarnya.
Dipaparkan Holid, eks Karesidenan Besuki awalnya merupakan wilayah yang besar dengan tata kota yang sudah lumayan bagus. “Konsep kota lama sudah ada masjid, alun – alun Besuki dan gedung pemerintahan. Tapi untuk disebut kawasan, minimal ada 2 situs. Diantaranya harus punya konteks, ada bangunannya dan ada bendanya,” terangnya.
Dia menambahkan, sampai saat ini sejumlah bangunan, dikategorikan bangunan bersejarah karena secara umum rata-rata masih sama modelnya. “Ada pilar, serambi depan serambi belakang dan di bagian dalam atau ruang tengah. Tetapi untuk disebut kawasan perlu langkah panjang,” tandasnya.
Kepada pemerintah daerah Situbondo pihaknya menyarankan dibentuknya Tim Ahli cagar Budaya (TACB) atau tim pendaftar sebagai langkah awal pelestarian. “Seperti halnya kekayaan cagar budaya lainnya, langkahnya, didaftarkan lalu dikaji tim ahli. Kemudian diserahkan ke kepala daerah untuk disahkan penetapannya. Untuk pelestarian selanjutnya baru bisa dianggarkan,” beber Holid.
Sementara itu, salah satu bangunan bersejarah yaitu gedung eks Karesidenan Besuki sempat menjadi atensi tim. Pasalnya, tim kesulitan untuk mengakses ruang dalam yang tampak tertutup sehingga sulit melakukan pengkajian bangunan secara lengkap. [awi]

Tags: