BPJS Nunggak Miliaran, RSUD Sidoarjo Tak Punya Utang di Bank

dr Atok Irawan

Sidoarjo, Bhirawa
Hingga saat ini keuangan dari RSUD Sidoarjo masih mampu untuk menanggung biaya operasional, meskipun pihak BPJS Kesehatan sampai saat ini masih menanggung sejumlah tunggakan klaim pembayaran puluhan miliar ke rumah sakit milik Pemkab Sidoarjo itu.
Dirut RSUD Sidoarjo, dr Atok Irawan SpP mengatakan meski pihak BPJS masih menunggak klaim pembayaran pada beberapa bulan ini, namun RSUD Sidoarjo tidak sampai punya hutang kepada pihak Bank. “Syukur kita tak sampai hutang pada pihak bank karena keterlambatan itu, kita pakai dana darurat,” komentar dr Atok Irawan, saat dikonfirmasi Senin (9/9) kemarin.
Menurut dr Atok pihak RSUD Sidoarjo hanya menetapkan denda saja pada pihak BPJS Kesehatan yang terlambat nunggak klaim pembayaran. Perbulannya ditetapkan sebesar 1%. Padahal kalau seandainya sampai hutang pada bank dan terjadi keterlambatan, bisa didenda 6 sampai 7% perbulannya.
Dr Atok tidak tahu pasti kenapa sampai terjadi tunggakan pembayaran klaim dari BPJS Kesehatan itu. Semoga tahun 2020 mendatang tidak tambah parah, karena mulai ada kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Dari catatannya, pada Bulan Mei 2019 lalu, ada tunggakan pembayaran sebesar Rp26 miliar. Tapi sudah dibayar sementara sebesar Rp24.5 miliar. Sisanya yang belum dibayar untuk pembayaran obat kronis. “Tunggakan Bulan Juni masih belum dibayar,” lanjutnya.
dr Atok mengatakan tunggakan pada Bulan Juni itu pendapatan RSUD dinilai turun karena saat itu dalam kondisi libur panjang lebaran 2019.
Sedangkan untuk tunggakan klaim pembayaran Bulan Juli dan Agustus, dr Atok mengaku masih belum menerima laporan karena jumlahnya masih belum diverifikasi.
Sebagaimana yang telah diumumkan oleh Pemerintah, nanti per tahun 2020 mendatang, iuran BPJS Kesehatan akan dinaikkan. Untuk kelas 1 dan kelas 2 akan naik sebesar 100%. Sedangkan kelas 3 sebesar 65%. “Kita harap tentunya klaim pembayaran dari BPJS Kesehatan akan lancar-lancar saja,” komentarnya. [kus]

Tags: