Buat Buku Setebal Seribu Halaman

Hadi Prasetyo

Hadi Prasetyo

Hadi Prasetyo
Siapa bilang orang yang sibuk dengan pekerjaan tak bisa meluangkan waktu untuk membuat sebuah karya. Buktinya, Ir Hadi Prasetyo ME Dipl Urb M, yang sehari-hari bertugas sebagai Asisten II Sekdaprov Jatim Bidang Ekonomi Pembangunan tetap bisa membuat sebuah buku. Tak tanggung-tanggung, buku ketiga yang dibuatnya setebal seribu halaman lebih.
Menurut pejabat yang juga sebagai Ketua Tim Ekonomi Jatim ini, buku setebal seribu halaman itu berjudul ‘Simpang Jalan Simpang Zaman’. Dalam buku yang dibagi dalam tiga babak utama ini, Hadi Pras, begitu ia biasa disapa, menggandeng temannya bernama Imam Baehaqie Abdullah untuk ikut merampungkannya.
“Buku ini sudah mulai saya tulis sejak 2008 lalu saat masih menjabat Kepala Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah) Jatim. Proses yang cukup panjang, karena melalui diskusi-diskusi dan mencari literatur serta referensi yang begitu banyak,” kata pria kelahiran di Desa Turen, Kota Malang 20 Oktober 1956 silam.
Setiap babak, lanjutnya, memiliki jumlah artikel yang berbeda. Seperti babak pertama berjudul Nusantara dalam Lingkaran Dunia terdapat 17 artikel. Lalu babak kedua berjudul Inisiasi Sebuah Nama terdapat delapan artikel dan babak ketiga berjudul Menuju Sebuah Indonesia terdapat 45 artikel.
“Memang sengaja saya buat seperti itu. Artinya 17 itu menandakan tanggal, delapan itu bulan yakni Agustus, dan 45 adalah tahun 1945. Jadi menggambarkan waktu kemerdekaan Indonesia 17 Agutus 1945. Jadi buku ini memang membahas seputar Indonesia dan kita,” ungkap pejabat yang juga sebagai Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah ini.
Buku yang rencananya diperkenankan untuk diperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh isi buku tanpa harus meminta izin tertulis kepada penulisnya ini, merupakan buku ketiganya Hadi Pras. Sebelumnya, pada 2006 lalu Hadi Pras juga telah membuat dua buku. Yaitu berjudul ‘Di mana Engkau Indonesiaku ? dan ‘Indonesiaku Haruskan Sampai Di sini ?
“Saya memang tidak mau membuat buku otobiografi. Sebab menurut saya buku otobiografi hanya tentang saya pribadi. Tapi buku yang saya buat ini adalah sumbangan pemikiran saya. Soal disukai atau tidak itu nomor dua. Mudah-mudahan bisa memberikan pencerahan, pengetahuan atau pembelajaran untuk orang lain,” tandasnya. [iib]

Rate this article!
Tags: