Bulog Jatim Bersaing dengan Produsen Tahu dan Tempe

Bulog Jatim harus bersaing dengan produsen tahu dan tempe guna mendapatkan penyerapan kedelai dari petani.

Bulog Jatim harus bersaing dengan produsen tahu dan tempe guna mendapatkan penyerapan kedelai dari petani.

Surabaya, Bhirawa
Upaya pemerintah untuk membantu petani kedelai terus di pacu, yakni dengan melakukan pembelian kedelai milik petani kedelai. Namun penyerapan kedelai milik petani belum bisa terlalu maksimal. Hal ini dikarenakan Badan Urusan Logistik (Bulog) Jatim harus bersaing dengan produsen tahu dan tempe. Selain adanya persaingan pasar, penetapan harga kedelai dari pemerintah lebih rendah dibandingkan dengan harga yang ada saat ini.
Kepala Bulog Jatim, Rusdianto, mengutarakan harga kedelai untuk tingkat petani saat ini adalah Rp.8200- Rp.8500 untuk per kilogramnya. Sementara itu harga pembelian petani untuk waktu Juli-September 2014 telah diputuskan oleh Kementerian Perdagangan sebesar Rp.7.600 per kilogram.
“ Pembeli kedelai di pasaran, bukan hanya kami, tetapi ada pengrajin tahu dan tempe yang ikut dalam persaingan ini. Dan untuk mendapatkan harga sesuai dengan ketetapan Kemendag tentu kami kesulitan dengan harga segitu,” ujarnya Minggu (13/4) kemarin di Surabaya.
Target Bulog Jatim di tahun 2014 untuk pembelian kedelai dari petani mencapai 17.000 ton. Tapi untuk enam bulan pertama di tahun 2014, Bulog jatim hanya membeli berkisar 200 ton. “ Dengan ketetapan Kemendag untuk waktu April-Juni 2014 yang menetapkan harga beli petani Rp.7500 per kilogram. Dan untuk waktu Juli-September ditetapkan menjadi Rp.7.600 per kilogram dan itu mengalami kenaikan sebesar 1.3%,” ungkapnya.
Penetapan harga tersebut merupakan batas bawah pembelian bila harga kedelai di pasaran anjlok. Tetapi secara kenyataan, harga jual kedelai petani lebih tinggi dari harga yang sudah ditetapkan pemerintah.
“Sedangkan dari sisi lahan, luas pertanaman kedelai di Jatim mengalami penurunan. Untuk tahun 2014 lahan yang tersedia 202.906 hektar dan untuk tahun 2013 lahan yang ada 210.618 hektar, artinya ada penurunan luas lahan sebesar 3.66%,” katanya. [wil]

Tags: