Bulog Tuban Miliki Stok Beras 39 Ribu Ton

Petugas dari Satpol PP Pemkab Tuban saat melihat beras di gudang pemolesan beras, kemarin. (khoirul huda/bhirawa)

Petugas dari Satpol PP Pemkab Tuban saat melihat beras di gudang pemolesan beras, kemarin. (khoirul huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa
Jelang Bulan Suci Ramadan 2015, Badan Usaha Logistik (bulog) sub Devisi Regional (subdrive) III Tuban–Bojonegoro menjamin hingga lebaran idhul fitri mendatang pasokan beras masih aman dan mengklaim bisa digunakan untuk keperluan pada 8 bulan mendatang.
“Persedian beras yang ada di gudang sebanyak 39.000 ton, kami pastikan Tuban—Bojonegoro untuk pasokan beras tetap aman, bahkan sampai saat ini terus melakukan pengadaan agar stok beras tetap aman,” kata Efdal MS Kabulog Subdrive III Tuban–Bojonegoro, Minggu (31/5).
Ia juga meyakini, pasokan yang dimiliki bisa memngendalikan harga beras di pasaran, jika terjadi kenaikan harga disaat menjelang ramadhan maupun lebaran. “Kami akan koordinasi dengan pemerintah setempat untuk melakukan operasi beras murah dibeberap titik pasar maupun tempat keramaian lainnya,”Terang Efdal.
Dengan cara memantau harga beras yang dijual disejumlah pasar maupun toko, dan bila ditemukan dan diindikasi ada kenaikan harga beras di pasar, maka bulog akan bertindak menyetabilkan harga dengan melakukan operasi beras murah.”Bila pedagang mencoba menaikkan harga beras, maka kami tak segan untuk menggelar operasi beras murah di pasaran,”tegasnya.
Sementara terkait dengan maraknya isu beras sintetis, Efdal menjamin pengadaan beras yang dilakukan Bulog aman dari beras sintetis. Pasalnya, sebelum ditempatkan kedalam gudang, beras tersebut disortir dan dicek terdahulu oleh petugas.”Tidak mungkin, karena sebelum masuk gudang kami survey dulu agar tidak kecolongan,”Terang Kabulog Subdrive III Tuban–Bojonegoro.
Ditempat terpisah, jaminan dari Bulog akan pasokan beras yang diklaim aman hingga 8 bulan kedepan ditanggapi dingin oleh masyarakat. Seperti yang disampikan oleh Zuhrotul Amaliyah Warga Sidorejo Kecamatan Tuban. “Semoga benar, dan tidak hanya isapan jempol belaka dan perlu direalisasikan,” kata Zuhrotul Amaliyah (31/5).
Ibu tiga anak ini juga menyatakan kalau beras merupakan kebutuhan pokok, apabila pasokan minim dan harganya naik, maka bisa membuat kesulitan masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga yang dituntut paksa mengatur keuangan keluarga.
Tidak hanya itu, beredarnya beras sintetis dimasyarakat saat ini juga membuat khawatir dan was-was. Apalagi pemerintah setempat yang saat ini terlihat santai dan tidak memberikan pernyataan yang jelas kepada masyarakat. Oleh karena itu, beredarnya beras sintetis ini selalu menghantui para ibu-ibu rumah tangga. “Pemerintah harus memberikan rasa aman pada masyarakat akan issu beras sintetis, beras-beras di Tuban aman atau tidak,” harap Zuhrotul Amaliyah. [hud]

Tags: