Bupati Jombang Apresiasi Peluncuran Swab For Spiritual Heroes di RS Unipdu Medika

Bupati Mundjidah Wahab saat menghadiri peluncuran Program Swab For Spiritual Heroes Di RS Unipdu Medika, Kamis (20/08).

Jombang, Bhirawa
Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab menghadiri acara peluncuran Program Swab For Spiritual Heroes di Rumah Sakit Unipdu Medika Jombang, Kamis (20/08). Bupati Mundjidah Wahab mengapresiasi peluncuran program tersebut.

“Saya mengapresiasi atas bantuan PCR yang saat ini memang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19. Kami menyambut baik dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada National Hospital dan pengurus RMI-NU ( Rabithah Ma’ahid Al Islamyah Nahdlatul Ulama) atas bantuan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Jombang khususnya bagi pondok pesantren,” kata Bupati Jombang.

Bupati juga merasa bersyukur atas bantuan yang diberikan kepada RS Unipdu Medika ini. Bupati berharap, dengan adanya bantuan tersebut bisa mempercepat pemeriksaan hingga akhirnya bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Jombang.

Hadir juga pada acara tersebut secara virtual sekaligus meresmikan penyerahan yakni, Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siroj. Sementara di lokasi, hadir pula Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghoffar Rozin, perwakilan RS Unipdu Medika sekaligus Ketua ARSINU, KH dr Zulfikar As’ad Amar, Ditjen P2P Kemenkes, dr H. Muhammad Budi Hidayat dan CEO National Hospital Surabaya Adj. Prof. Hananiel Prakasa Widjaya.

Sekadar diketahui, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU bekerja sama dengan Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (ARSINU) dan National Hospital Surabaya menggalang donasi untuk program swab test gratis pesantren.

Ketua RMI PBNU, KH. Abdul Ghoffar Rozin (Gus Rozin) mengatakan, bagi kalangan pesantren, akses untuk melakukan test baik rapid maupun swab sangat sulit. Hal itu mengingat harga keduanya yang mahal.

“Karena itulah Satkor Covid-19 RMI PBNU berikhtiar untuk menggalang dukungan dari pihak ketiga agar pesantren memiliki akses test rapid atau swab yang terpercaya namun dengan biaya terjangkau,” kata Gus Rozin.

Gus Rozin menambahkan, pihaknya telah mendapatkan bantuan dari National Hospital Surabaya berupa alat laboratorium Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR) buatan Swiss.

“Alhamdulillah, kita dipertemukan oleh visi kemanusiaan yang sama. National Hospital Surabaya berkenan untuk mendonasikan alat lab Real Times PCR Merk ROCHE LC 96 made in Swiss kepada RMI PBNU,” tambahnya.

Adapun pemakaiannya, RMI PBNU memberikan kuasa pakai kepada RS UNIPDU Medika Jombang agar alat ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk keluarga besar pesantren. Donasi alat ini juga didukung dengan Kerjasama Operasional (KSO) alat lab rapid tes metode serologi antibodi Merk ROCHE E411.

Gus Rozin menyebutkan, program ini dipersembahkan untuk para Kiai, Nyai dan segenap santri serta keluarga besar pesantren yang merupakan pahlawan spiritual bangsa Indonesia.

“Dengan program ini, para pahlawan tanpa tanda jasa dari komunitas pesantren ini dapat mengakses swab test Covid-19 dengan biaya yang sangat terjangkau bahkan gratis untuk jumlah tertentu,” katanya.

Gus Rozin berharap swab test dapat dilakukan di lingkungan pesantren secara massif sehingga dapat memutus laju penyebaran virus Covid-19 di kalangan pesantren.

Sementara itu, CEO National Hospital Surabaya, Adj. Prof. Hananiel Prakasa Widjaya mengaku, kasus Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat. Hal tersebut tidak lepas dari kurang meratanya tes per individu bagi masyarakat.

Oleh karenanya, kata dia, sebagai upaya mendukung pengendalian Covid-19 melalui kampanye 3T (Testing, Tracing dan Treatment), National Hospital Surabaya menyambut baik program RMI PBNU yang menggalang donasi swab test di pesantren.

“Selain mendonasikan perlengkapan RT-PCR dan pelatihan operasional, National Hospital Surabaya juga mendukung upaya persiapan belajar di pesantren,” kata Hananiel Prakasa.

Dukungan tersebut, lanjut Hananiel Prakasa Wijaya, sebagai upaya pesantren-pesantren menghadapi New Normal agar tercipta lingkungan belajar yang nyaman dan aman dari Covid-19.

“Sehingga pesantren-pesantren yang dikelola oleh Nahdlatul Ulama siap menerima kembali para santri untuk belajar tatap muka langsung di pesantren mereka,” pungkasnya.(rif)

Tags: