Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf saat melanching Sarung Batik Pakrida khas Kabupaten Pasuruan, Selasa (26/4). [Hilmi Husain\Bhirawa]
Sarung Batik Pakrida khas Kabupaten Pasuruan akhirnya dilounching Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf. Menurut Gus Irsyad, sarung kini mulai menjadi tren yang digemari semua kalangan. Kata Pakrida singkatan dari penanjakan, bunga krisan dan sedap malam yang dijadikan motif sarung khas Kabupaten Pasuruan. Kata tersebut menjadi salah satu ikon Kabupaten Pasuruan. “Penanjakan itu adalah ikonnya wisata di Tosari. Sedangkan Bunga Krisan itu banyak dibudidayakan di Kecamatan Tutur dan bunga sedap malam yang menjadi khas Kecamatan Rembang,” ujar Selasa (26/4).
Sebagai langkah awal, sarung batik pakrida tersebut akan diperbanyak dan digunakan untuk ASN Pemkab Pasuruan setiap hari Jumat maupun ketika ada event-event pariwisata maupun keagamaan di Kabupaten Pasuruan. “Nantinya akan kita perbanyak dan rencananya dipakai untuk semua ASN setiap hari Jumat. Termasuk juga apabila ada event-event pariwisata maupun keagamaan, bisa memakai sarung pakrida ini,” jelas Gus Irsyad.
Sementara itu, sang pembuat desain Sarung Pakrida, Ferry Sugeng Santoso menyatakan bahwa untuk membuat master motif sarung batik pakrida, dibutuhkan waktu hingga 2 bulan lamanya. Karenanya, untuk membuat motif yang kuat serta menyimbolkan semangat kerja diniati ibadah oleh semua ASN, semua spirit tersebut harus terwakili di dalam motif itu sendiri. “Saat ada pelantikan HIPMI Kabupaten Pasuruan kemarin, saya ditunjuk Pak Bupati untuk membuat motif sarung pakrida. Jadilah seperti ini,” kata Ferry Sugeng Santoso.
Ia menjelaskan motif sisik ikan sengkaring yang dimasukkan ke dalam sarung pakrida serta bunga edelweis yang hanya tumbuh di Gunung Bromo. “Ikan sengkaring itu khas Banyubiru yang menjadi aset sekaligus wisata ikon Kabupaten Pasuruan. Juga saya tambahkan ada edelweis yang menjadi bunga khas Bromo,” imbuh Ferry Sugeng Santoso.[hil.ca]
