Cara Unik Wali Kota Madiun Berupaya Tekan Angka Stunting

Wali Kota Madiun, Maidi bersama Ketua TP PKK Kota Madiun, Yuni Setyawati Maidi tampak serius meracik sambel rujakan bersama ibu hamil di Ngrowo Bening Edupark. [sudarno]

Ajak Ratusan Bumil Rujak’an Sembari Bagikan Paket Nutrisi Gratis
Kota Madiun, Bhirawa
Mengonsumsi makanan yang memiliki rasa asam menjadi salah satu favorit bagi para ibu hamil. Mangga muda misalkan, rasa asamnya yang segar dipercaya juga mampu menghilangkan rasa mual. Oleh Wali Kota Madiun Maidi, para ibu hamil di daerahnya pun diajak rujak’an sembari mengedukasi agar selalu memperhatikan nutrisi serta gizi bagi calon bayi mereka.
Racikan bumbu rujak ala Maidi sudah dinantikan para ibu hamil saat menggelar rujak’an dan makan bersama di kawasan Edupark Ngrowo Bening, Madiun, Rabu (23/11). Bersama Ketua TP PKK Kota Madiun, Maidi meracik sendiri dan menghaluskan bumbu rujak yang akan dia sajikan untuk para ibu hamil. Suasana penuh keakraban pun tercipta antara warga dan wali kota saat itu.
Cara itu sengaja dipilih Maidi sebagai salah satu strategi untuk mengedukasi ibu hamil terkait stunting di Kota Madiun. Wali Kota Maidi juga mengenalkan terobosannya berupa Warung Stop Stunting (WSS) yang akan beroperasi di setiap kelurahan. WSS ini akan menyediakan paket bahan makanan anak balita stunting secara gratis.
“Makan bergizi bagi ibu hamil itu perlu dan penting, untuk perkembangan janin dalam kandungan agar nantinya tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar,”kata Wali Kota Maidi kepada awak media usai rujakan dan makan bersama bumil serta pembagian paket bahan makanan anak balita stunting secara gratis.
Dikatakan orang nomor satu di Kota Madiun ini, pemenuhan gizi anak dan bumil secara berkelanjutan akan dilakukan oleh WSS. Dalam tempo sepekan sekali lewat kelurahan-kelurahan masing-masing.
WSS akan membagikan voucher bumil Rp 336 ribu per pekan. Juga voucher makanan siap saji Rp 36 ribu dan voucher belanja di lapak UMKM senilai Rp 50 ribu per pekan. “Demikian balita juga mendapat voucher Rp 374 ribu termasuk voucher makanan siap saji dan belanja di lapak UMKM,”kata Wali Kota.
Menurut Wali Kota, berdasarkan data baru jumlah anak stunting di Kota Madiun hanya 512 jiwa. Angka itu berkurang 155 dari jumlah sebelumnya sebanyak 667 jiwa. “Yang jelas WSS ada disetiap kelurahan,”ungkapnya.
Saat ini, di Kota Madiun ini ada 922 sasaran yang terdiri anak dan bumil menjadi target program WSS. Rinciannya 256 jiwa di Kecamatan Manguharjo, 365 jiwa di Kecamatan Taman dan 281 jiwa di Kecamatan Kartoharjo. “Angka anak- stunting itu akan terus kami tekan. Anak Kota Madiun harus sehat dan pintar,”kata Wali Kota berharap.
Karena itu Pemkot Madiun lanjut Wali Kota, selain mencukupi kebutuhan pokjok dan sayuran, konsumsi makanan siap saji hingga uang saku belanja di lapak UMKM juga diberikan. Demikian pul asupan protein dimaksimalkan. Selain itu Pemkot juga memberikan subsidi harga ikan segar di pasa tradisional untuk bumil dan ibu yang memiliki balita. “Kalau masalah pengawasannya disiagakan petugas Dinas Perdagangan (Disdag) setempat,” tegas Wali Kota.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun, dr Denik Wuryani menyatakan, Warung Stop Stunting (WSS) ini ada di tiap kelurahan. WSS ini menyediakan paket bantuan gizi tambahan seperti beras nutrisi dan lain sebagainya. Pemberian terjadwal setiap satu minggu sekali. Balita stunting akan mendapatkan voucher untuk ditukar paket gizi tersebut.
”Sementara ini terus kita evaluasi sambil kita cari formula yang tepat. Termasuk lokasinya, apakah di kantor kelurahan atau di lapak, nanti perkembangannya seperti apa ini masih terus kita evaluasi. Yang jelas, nantinya setiap Kelurahan di Kota Madiun ada Warung Stop Stunting nya,”jelas dr. Denik Wuryani seperti yang ditegaskan Wali Kota terurai diatas.
Dijelaskan oleh dr. Denik Wuryani, sekarang ini, setidaknya, ada 562 bayi stunting di Kota Madiun. Mereka tersebar di seluruh kelurahan. Angka stunting di Kota Pendekar sejatinya sudah cukup rendah. Pun, sudah lebih rendah dari target nasional.
Angka stunting di Kota Madiun sebesar 12,4 persen. Sedang, target pemerintah di angka 24,4 persen. Pemerintah pusat berencana menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024 mendatang. Meski begitu, angka stunting di Kota Madiun masih di bawah target pusat tersebut.
“Prinsipnya seperti arahan dari bapak Wali Kota, kita terus menekan angka stunting. Selain pemberian asupan gizi, juga melakukan upaya pencegahan,” jelas dr Denik Wuryani. [Sudarno]

Tags: