Cari Pakan, Peternak Buru Petani Jagung

Ketika rumput pakan ternak sulit didapatkan, para peternak terpaksa mencari tebon untuk penggantinya.

Ketika rumput pakan ternak sulit didapatkan, para peternak terpaksa mencari tebon untuk penggantinya.

Kota Batu,Bhirawa
Musim kemarau panjang membuat banyak petani gigit jari karena gagal panen akibat kekurangan air irigasi. Namun hal ini tidak menimpa para petani jagung yang ada di Desa Oro Oro Ombo Kota Batu. Sebab banyak peternak saat ini berburu tebon atau daun jagung untuk pakan ternak.
Datangnya musim kemarau ini membuat tebon atau daun jagung milik petani menjadi laku dijual. Karena tebon tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi, pengganti rumput pakan ternak yang sulit didapatkan selama kemarau.
Salah satu penjual tebon asal desa Oro Oro Ombo, Dawi mengatakan, dalam sehari dirinya bisa menjual sekitar 400 hingga 500 ikat tebon. Untuk satu ikat tebon berisi 15 batang pohon jagung dijual seharga Rp 5.000.
”Bila 500 ikat tebon terjual habis maka kami dapat uang Rp 2,5 juta dalam sehari. Tapi keuntunganya tidak seberapa karena terpotong biaya angkut dan tenaga kerja panggul dari sawah,” kata Dawi, Rabu (7/10).
Ia menambahkan bahwa kebutuhan pakan ternak berupa tebon dari peternak sapi perah saat ini cukup tinggi. Mereka seolah seperti berlomba untuk membeli tebon dari tempatnya. Kalau terlambat membeli pasti akan kehabisan. “Bahkan, dalam waktu satu jam saja sekitar 300 ikat tebon sudah terbeli oleh para peternak sapi perah,”tambah Dawi.
Ketika persediaan tebon habis, maka peternak terpaksa harus kembali lagi keesokan harinya. Karena tebon baru keesokan harinya bisa didatangkan kembali.
Tingginya permintaan tebon oleh peternak sapi, lanjut Dawi,  telah diantisipasi dengan tandon tanaman jagung dari para petani. Mereka menyiapkan tanaman jagung yang memasuki usia tanam dua bulan di sejumlah wilayah. Dengan demikian setiap hari pihaknya terus berkeliling mencari tanaman jagung yang dijual pada usia muda.
“Harga beli tanaman jagung muda bervariasi tergantung luasan sawah. Satu lokasi harganya bisa Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta, dan harga bisa lebih bila areal tanaman jagung cukup luas,” pungkas Dawi. [nas]

Tags: