Cerita Muhammad Arief Darmawan Kantongi Lencana Pemimpin Perubahan

Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai menyematkan lencana Pemimpin Perubahan kepada Ketua Kelas Angkatan II Pelatihan Kepemimpinan Pengawasan Muhammad Arief Darmawan.

Tertantang Jadi Ketua Kelas PKP, Inovasi Sukses di Jajaran Peringkat Terbaik
Kota Surabaya, Bhirawa
Sebuah lencana Pemimpin Perubahan disematkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim Aries Agung Paewai, kepada sejumlah ASN peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawasan (PKP). Lencana tersebut sebagai tanda, mereka sukses mewujudkan aksi perubahan dengan nilai terbaik. Selain itu, lencana juga diberikan kepada ketua kelas angkatan yang sukses mengordinir dinamika kelas hingga pelatihan usai.
Dengan penuh bangga, Muhamad Arief Darmawan melangkahkan kakinya maju di antara 80 peserta yang hadir, dalam penutupan PKP Angkatan II dan III di Auditorium BPSDM Jatim, Kamis (10/6). Dia dipanggil karena sukses melaksanakan tugasnya sebagai ketua kelas angkatan II PKP yang dilaksanakan sejak Februari 2021 lalu. Semakin istimewa, bahwa lencana tersebut merupakan pertama kalinya dikeluarkan BPSDM Jatim sebagai apresiasi untuk peserta terpilih dalam setiap pelatihan kepemimpinan.
Muhammad Arief Darmawan yang kini menjabat sebagai Kasie Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan Satpol PP Jatim tersebut mengungkapkan kegembiraannya setelah cukup lama menjalani pembelajaran dengan tambahan tugas sebagai ketua kelas.
“Sepertinya memang tugas biasa saja jadi ketua kelas. Tapi yang kita pimpin ini adalah para pejabat setingkat eselon IV dan sebagian besar lebih senior dari pada saya. Tentu pengalaman ini menjadi pelajaran tambahan bagi saya selama mengikuti pelatihan,” ujar pria yang akrab disapa Danwas Wawan tersebut.
Wawan tak tahu persis alasan teman sekelasnya menunjuk dia sebagai ketua kelas. Namun, dia seperti memiliki keyakinan bahwa tugas itu diberikan karena jejaring yang dia miliki selama bertugas sebagai protokoler Gubernur Jatim. Kendati demikian, perjalanan itu cukup dinamis. “Kita harus sangat humanis untuk melakukan kordinasi. Tidak mungkin sewenang-wenang, karena anggota saya juga pemimpin di instansinya masing-masing,” ujar dia.
Berbagai tantangan dihadapi, misalnya ketika menghadapi peserta yang kritis. Hal itu tidak bisa dijawab dengan kaku, tetapi disentuh dengan menumbuhkan rasa kebersamaan sebagai saudara, teman, dan sahabat seperjuangan. Tidak hanya itu, sebagai ketua kelas yang juga peserta dia kerap menjadi tempat curhat. Bahkan saat sedang daring mengikuti pembelajaran, ada pelatih yang masih menanyakan tugas kelompok.
“Otomatis beban belajar ini lebih berat. Tapi saya bersyukur hasilnya memuaskan dengan masuk 10 besar peserta terbaik. Lebih bersyukur lagi, 40 peserta satu angkatannya ini lulus semua dan nihil pelanggaran,” ujar dia.
Dalam aksi perubahannya, Wawan menelorkan inovasi dengan membentuk Kader Penegak Perda (KPP). Inovasi ini dilakukannya di wilayah Kabupaten Mojokerto dengan melibatkan masyarakat. Dengan adanya KPP ini, diharapkan dapat membantu tugas pemerintah dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum. “Tentunya dengan memberikan wawasan dan sosialisasi sebelumnya. Pembentukan KPP juga dilakukan tahapan pretest dan postest dalam rekrutmennya,” ujar Wawan.
Dalam kesempatan itu, Wawan juga diminta menyampaikan kesannya selama mengikuti PKP. Menurutnya, selama sepuluh kali dia mengikuti diklat di BPSDM Jatim tidak pernah merasa senyaman diklat tahun ini. Sebab, perubahan drastis terjadi pada suasana dan lingkungan BPSDM yang asri.
“Ketika msuk kelas ruang kelas snagat bersih, kamar yang terhubung langsung dengan taman. Dulu airnya netes, sehingga kalau tidak mandi setelah subuh tidak bisa. Tapi sekarang mau mandi tiga kali bahkan mau mandi besar juga bisa,” candanya disambung tawa para peserta.
Di samping itu, kesannya terhadap tim monitoring, pelatih serta pengajar Widyaiswara yang sangat memuaskan. Mereka tidak hanya mendampingi saat proses belajar tetapi juga di luar pembelajaran juga sangat mendengar.
Sementara itu Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai menuturkan, baru angkatan tahun ini pihaknya menyematkan Lencana Pemimpin Perubahan. Hal ini diharapkan mampu menambah daya juang, daya kuat daya energi dalam memberikan pelayanan masyarakat. Aries menegaskan, diklat bukan hanya sekadar mencari ilmu, tapi menumbuhkan persaudaraan, kebersamaan dan mewujudkan perubahan positif peserta.
“Aksi perubahan itu sesuatu punya nilai positif walau bukan inovasi terbaru. Apakah sebuah replikasi atau pengembangan dari inovasi sebelumnya, itu akan masuk dalam indeks inovasi pemerintah,” tutur Aries.
Aries berharap, akan tumbuh perubahan positif setelah mengikuti diklat. Meskipun perubahan itu hanya sedikit, tetap harus terjadi. Perubahan dalam disiplin kerja, peningkatan kinerja maupun kreatifitas. Karena itulah pelatihan ini bukan diikuti untuk mengejar jabatan, tetapi meningkatkan prestasi kinerja.
“Jabatan itu perlu. Tapi yang harus dikejar itu prestasi. Kalau jabatan dikejar kemudian tidak terpenuhi akan sakit. Kejar prestasi dan kerja. Insya Allah nanti jabatan akan mengikuti,” tutur mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim tersebut. [Adit Hananta Utama]

Tags: