D-IV Teknik Sipil ITS Buka Peluang Hafidz 30 Juz

D-IV Teknik Sipil ITSSurabaya, Bhirawa
Untuk kali pertama, Prodi Diploma IV (D-IV) Teknik Sipil ITS memberi kesempatan bagi hafidz Quran 30 Juz untuk menjadi mahasiswa baru di program studi (prodi) tersebut tahun 2016 ini. Kebijakan tersebut menjadi tindak lanjut dari kebijakan Rektor ITS yang telah membuka kesempatan bagi hafidz dan hafidzah Alquran 30 juz.
Kepala Prodi D-IV Teknik Sipil ITS Machsus mengatakan, hafidz quran merupakan salah satu prestasi yang akan menjadi pertimbangan khusus untuk penerimaan mahasiswa baru. “Kami menganggap orang yang hafidz Quran itu punya kecerdasan luar biasa. Bayangkan, orang hafal juz 30 saja sulit, ini 30 juz lho. Mereka sama saja berprestasi dalam bidang non-akademik lain,” jelas Machsus dihubungi kemarin, Kamis (29/6).
Meski demikian, lanjut Machsus, calon mahasiswa baru yang hafal Quran 30 juz tetap harus mengikuti jalur penerimaan yang resmi dengan mengikuti tes pengetahuan umum dan teknologi. Karena ilmu yang utama di prodi ini adalah engenering, maka penilaian terhadap pengetahuan tersebut juga diutamakan. Barulah setelah itu, penilaian sesuai dengan lampiran, yakni syarat tambahan sertifikat resmi hafidz 30 juz dipertimbangkan.
“Sertifikat itu nantinya akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi Prodi D-IV Teknik Sipil untuk bisa menerima hafidz tersebut sebagai mahasiswa baru,” tandas dia.
Sementara itu, biaya kuliah yang juga menggunakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk program ini tetap normal, sama dengan mahasiswa dari program regular lainnya. “Tidak ada UKT khusus bagi hafidz 30 juz ini. Jadi prinsipnya tetap akan dievaluasi kemampuan orang tuanya masing-masing supaya berkeadilan dalam menggunakan UKT,” tegas Machsus lagi. Artinya, bagi yang mampu tetap harus membayar UKT yang besarnya proporsional terhadap penghasilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Bagi yang berminat kami membuka pendaftaran mulai 9 Juni hingga 20 Juli 2016 melalui webstite http://smits.its.ac.id. Nanti tesnya tanggal 22 Juli,” kata Machsun.
Sementara itu rektor ITS, Prof Joni Hermana mengatakan pihaknya membebaskan setiap program studi untuk melakukan kebijakan tersebut. “Kalau ITS secara umum, hafidz quran hanya salah satu prestasi yang dijadikan masuk PTN. Tapi,seleksi utamanya tetap pada kemampuan akademik mereka, baru penerimaan dijadikan tambahan penilaian,” kata Joni. Menurut Joni, ITS berani menjadikan salah satu prestasi non akademik itu untuk bisa masuk ITS karena memang pengetahuan dan teknologi itu tak bisa terlepas dari nilai keagaamaan. [tam]

Tags: