Daging Sapi Australia Stabilkan Harga

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Probolinggo, Bhirawa
Masukanya sapi asal Australia membuat harga daging di pasar tradisional di Kabupaten Probolinggo, Jatim relative stabil. Padahal selama Bulan Ramadan permintaan daging di daerah tersebut sangat tinggi.
“Harga daging sapi lokal di Probolinggo, biasa-biasa saja. Patokannya, dari harga daging sapi lokal dipasaran saat ini daging yang super Rp 95 ribu, untuk yang kualitas jual Rp 85 ribu per kg. Memang tidak sama dengan Ramadhan sebelumnya,”kata H.Rifa’i, seorang pedagang sapi, sekaligus pedagang daging sapi lokal.
Bahkan, dikatakannya harga sapi anakan jelang puasa ini harganya turun, padahal sampai saat ini belum ada sapi luar yang masuk ke Probolinggo. Hanya saja sekarang daging sapi yang dari luar masuk ke Probolinggo.”Informasi terbaru daging yang masuk itu dari Australia. Dari itu harga sapi masih tetap bertahan normal,”jelasnya.
H.Rifa’i, menuturkan masuknya daging sapi dari luar tersebut untuk menstabilkan harga sapi potong di daerah, utamanya di Jawa Timur, mengingat inflasi di Jatim tidak terlalu tinggi,”kalau harga terus stabil seperti ini bermanfaat juga untuk masyarakat Probolinggo,semoga saja tetap berjalan seperti ini,”sebutnya.
Di Probolinggo sendiri terdapat penggemukan, yakni Santori di Tongas. Dikatakannya secara umum buffer stock saat ini minim sekali. Ia menyebut, kandang Santori di Lampung plus di Probolinggo statusnya sekarang hanya terisi 30 % dari total kapasitas terpasang 50.000. Kalau turun menjadi 20% atau lebih rendah lagi, ia mengistilahkan, Santori siap-siap kukut (gulung tikar). “Dan kami tidak mau, karena itu feedloter cenderung akan menahan barang, supaya nafas lebih panjang,” katanya.
Ia menambahkan keterangan, kuota impor sapi bakalan yang dikantongi Santori berturut-turut 2011, 2012 dan 2013 adalah 86 ribu ekor, 42 ribu ekor dan 31 ribu ekor. Pemerintah mendorong feedloter untuk lebih menyerap sapi lokal. Celakanya, ketersediaan sapi lokal yang sesuai kebutuhan industri jauh dari cukup.
Untuk sebulan mendapatkan 200 ekor sapi bakalan saja, dapat 200 ekor itu bisa dari 50 peternak yang beragam umurnya, beragam kualitasnya, beragam kebiasaannya. Sangat berbeda dengan karakter sapi impor yang keseragamannya tinggi, dan bagi industri bermakna efisien.  Pertumbuhan sapi impor mampu mencapai 1,5 – 2 kg per hari, sedangkan sapi lokal 1 kg per hari sudah bagus, dan itu jarang.
Kondisi terberat dialami kandang Probolinggo, karena hampir 3 tahun ini Pemerintah Daerah Jatim melarang pemasukan sapi impor ke Probolinggo. Alhasil kini kandang Santori di Probolinggo 6.000 sapi lokal. “Belum lagi, sapi lokal sepenuhnya tidak cocok dengan infrastrtuktur farm kami. Sapi lokal yang terbiasa di kandang  individual, dipaksa berkoloni karena kandang  didesain untuk sapi asal Australia yang terbiasa berkoloni,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya banyaknya daging yang diimport dari luar, untuk menitralisir harga-harga daging dan sapi serta kebutuhan lainnya tetap stabil, apa lagi menghadapi hari saya nanti, tambahnya. [wap]

Rate this article!
Tags: