Dampak Covid-19 Meluas, Banyak Warga Tak Terima Bantuan Pemkot Surabaya

Teks Foto: Warga pinggiran yang terdampak Covid-19 belum tersentuh bantuan dari

Surabaya, Bhirawa
Hampir dua bulan pandemi Virus Corona atau Covid 19 terjadi, bahkan untuk Surabaya tak hanya jumlah positif Covid 19 yang terus bertambah, hingga menjadikan zona merah Surabaya semakin pekat, masyarakat Terdampak pandemi Covid 19 yang ekonomi nya semakin memburuk pun semakin meluas, ironisnya tidak sekali pun mendapat sentuhan bantuan dari Pemkot Surabaya.
Misalnya, Akhmad Budiyanto salah satu pijat tuna netra menuturkan, selama pandemi Covid 19 ini pendapatan seluruh pijat tuna netra turun drastis, dulu setiap hari bisa memijat dua sampai tiga orang, saat ini baru lima hari bisa mijat itu pun hanya satu orang, dan sedihnya lagi selama ini tak pernah ada bantuan dari Pemkot Surabaya, bahkan saat para pijat tuna netra ini mendaftar MBR malah dipimpong.
‘’Sejak awal pandemi Covid 19 sampai detik ini, tidak ada satu pun bantuan dari Pemkot, bahkan saat saya mengajukan sebagai masyarakat berpenghasilan rendah, yang terjadi malah dipimpong, padahal saya butuh bantuan untuk kelangsungan hidup, misal Sembako atau apa, sedangkan penghasilan saya sudah turun drastis,’’ ungkapnya dengan terisak tangis.
Sementara itu, Karjono warga Rusunawa Siwalankerto, Surabaya, merasakan hal yang sama sejak pandemi Covid 19 hingga detik ini tidak pernah menerima bantuan apapun dari Pemkot Surabaya, bahkan dari 130 KK penghuni Rusunawa yang sudah jelas masyarakat dengan penghasilan rendah karena itu menjadi syarat utama untuk bisa tinggal di Rusunawa, hanya dua orang yang mendapat Bantuan permakanan, sedangkan yang lainnya tidak mendapatkan.
‘’Kondisi warga Rusunawa ini selama pandemi Covid 19 ini semakin memprihatinkan ada yang di PHK sehingga tidak memiliki pendapatan, Adapula yang pendapatannya turun drastis, namun tidak ada bantuan apapun dari Pemkot, apalagi warga juga sudah memasukan data untuk bisa masuk program pemkot yakni MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), yang terjadi baru pengurus tingkat RW yang baru ini turun melakukan pendataan, padahal pandemi Covid 19 sudah hampir dua bulan. Ini menunjukan sangat lambatnya Pemkot dalam menangani pandemi Covid 19, jika Pemkot terus seperti ini, masyarakat bawah yang menjadi korbannya,’’ ungkap bapak lima anak ini.
Tidak adanya bantuan dari Pemkot juga dialami warga Keputih, Paini, salah satu warga Keputih Tegal Timur yang suaminya bekerja sebagai Jukir (Juru Parkir) mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari Pemkot Surabaya, padahal selama wabah Virus Corona pendapatan suaminya turun drastis, akibatnya dirinya maupun suaminya harus mencari -cari bantuan dari pihak swasta.
‘’Pendapatan suami saya turun drastis, sedangkan saya tidak bekerja, akhirnya selalu mencari bantuan dari orang – orang baik buat makan sehari – hari,’’ tuturnya.
Hal yang sama diungkapkan Rohmah wanita 50 tahun yang tinggal di rumah reot berukuran sekitar 1,5 meter kali 2 meter ini yang dulu bekerja sebagai tukang kebun, namun dirumahkan sejak pandemi Covid 19, dan dirinya tidak pernah mendapat bantuan dari Pemkot Surabaya.
‘’Saya sudah tak ada pekerjaan, sejak ada Virus Corona, apalagi saya sudah tua, akhirnya hanya mengandalkan belas kasih orang, bagimana lagi bantuan dari Pemkot Surabaya juga tidak ada, Alhamdulillah ada orang baik yang kadang memberi makan, memberi Sembako, Kalo tidak gitu mungkin bisa kelaparan saya,’’ ujarnya sembari membersihkan air matanya yang tiba-tiba menetes.
Rohmah berharap Pemkot Surabaya bisa turun langsung melihat kondisinya agar bisa merasakan penderitaan masyarakat bawah, yang sedang benar – benar membutuhkan bantuan dari Pemkot Surabaya. (dre)

Tags: