Danrem 082 Mojokerto Ingatkan Bahaya Komunis

Danrem beserta Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka dan para guru sedang berpose salam bersatu usai acara. [hasan amin/bhirawa]

Danrem beserta Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka dan para guru sedang berpose salam bersatu usai acara. [hasan amin/bhirawa]

Mojokerto, Bhirawa
Danrem 082/CPYJ Mojokerto, Kolonel Inf Irham Waroihan SSos tak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu generasi muda, yang kini dijadikan sasaran tembak faham kemunisme. Daremm ingin menyadarkan kembali pentingnya wawasan kebangsaan dan bela negara.
Sehingga meski hari libur, Sabtu (31/10) lalu, Danrem 082/CPYJ menyempatkan hadir setelah diundang Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kab Mojokerto untuk menjadi nara sumber pencerahan wawasan kebangsaan kepada 150 Kepala Sekolah, guru dan anggota Pramuka Kwartir Ranting Kec Jetis di Balai Kec Jetis.
Menurut Kol Irham, wawasan ini penting dipahami generasi muda guna menangkal indikasi berkembangnya Proxy War dan ancaman bangkitnya komunisme, di Indonesia yang kini masyarakat utamanya genersi mudanya mulai luntur beranjak meninggalkan rasa cinta tanah air dan bela negara.
”Maka segenap komponen bangsa lainnya di luar TNI dan Polri, harus memperoleh pemahaman yang sama tentang wawasan kebangsaan, khususnya dalam menghadapi Proxy War dan ancaman bangkitnya komunis di Indonesia, sehingga sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) masing – masing Stake Holder di wilayah Kab Mojokerto dapat mengambil langkah kebijakan yang sinergi dan terkoordinasi, demi tetap tegaknya NKRI,” kata Kol Irhan.
Kol Irham menjelaskan Proxy War, dengan harapan agar Pramuka dan kepala sekolah faham benar tentang berbagai ancaman bagi Bangsa Indonesia ke depan, terutama menyongsong Indonesia Emas 2045.
”Proxy War adalah perang melalui aspek berbangsa dan bernegara, tak terlihat siapa lawan dan siapa kawan , dilakukan Non State Actor, tetapi dikendalikan State, dilatarbelakangi krisis pangan, air dan energi dunia, dan menjadikan negara-negara khatulistiwa yang kaya sumber daya alam menjadi ajang perebutan termasuk Indonesia,” papar Kol Irham.
Karena kekayaan sumber daya alam Indonesia yang berlimpah, menjadikan perebutan negara lain yang bakal mengalami krisis untuk menguasainya, sehingga mereka berupaya menciptakan instabilitas di bidang Ipoleksosbudhankam, demi wujudkan rasa ketidakpercayaan warga negara kepada pemerintah.      Sehingga banyak kegiatan yang berselimutkan UU kebebasan berserikat dan menyampaikan pendapat di muka umum, yang dimaanfaatkan sekelompok tertentu untuk mewujudkan tujuannya, seperti maraknya demo, perkelahian antar kelompok dan antar pelajar, korupsi, Narkoba, berdirinya LSM – LSM yang mengatasnamakan perjuangan rakyat, menyuarakan kebenaran.
Namun jika diamati hanya untuk kepentingan kelompok tertentu saja dan kenakalan remaja, namun masih banyak kegiatan pemuda yang positif dan selaras dengan Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan NKRI. Mengingat peran Pramuka sangatlah strategis dalam berbagai perubahan, maka diharapkan agar kedepan muncul warior – warior dalam hadapi Proxy War.
Kolonel Irham mengajak pemuda mewaspadai bangkitnya Komunisme. Sebab Komunis kini sudah bukan lagi menjadi potensi ancaman bagi bangsa dan negara, namun telah berubah menjadi ancaman nyata, yang dapat dilihat melalui berbagai indikasi dengan maraknya kegiatan pemuda yang tanpa menyadari telah menggunakan atau memamerkan berbagai atribut Komunis.
Hal itu bagian dari proses cuci otak kepada generasi muda agar tak mempercayai atau tak menyakini peristiwa G 30 S/PKI, sehingga muncul pemahaman bagi pemuda kalau peristiwa G 30 S/PKI merupakan suatu rekayasa. ”Pembunuhan berencana terhadap para Jenderal TNI – AD itu fakta nyata kebiadaban PKI yang tak terbantahkan,” tegasnya.  [min]

Tags: