Dapati Nenek Hidup Sendirian di Hutan, Pemkab Ponorogo Bergerak

Ponorogo, Bhirawa
Mbah Narti atau yang lebih dikenal dengan nama Ceplis hidup sebatang kara tanpa suami maupun anak. Rumah Mbah Narti yang sudah reyot berada di tengah hutan pinus milik Perhutani di Desa Sendang, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, jauh dari rumah kerabat maupun pemukiman warga lainnya.
Untuk mencari nafkah, Mbak Narti melakukan kerja serabutan seperti memarut kelapa, membersihkan beras, dan lain – lain. Setelah pulang bekerja, Mbah Narti sering menangisi kesendiriannya di tengah hutan. Impian Mbah Narti sangat sederhana, dirinya menginginkan memiliki rumah yang layak untuk ditinggali.
Ratapan Mbah Narti rupanya didengar oleh warga Ngrayun, yang kemudian mengadakan pengumpulan donasi di media sosial untuk membuatkan rumah yang layak bagi Mbah Narti. Tak disangka, kegiatan ini mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo. Melihat kondisi sulit yang menimpa warganya, Pemkab langsung bergerak cepat.
Setelah ditelusuri, rupanya diketahui bahwa Mbah Narti belum terdata dalam database penduduk Ponorogo di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Ponorogo. Tanpa adanya data, kondisi sulit Mbah Narti tidak diketahui Pemkab dan tidak terdaftar dalam bantuan dari program – program Pemkab. Karena itulah, Dinas Dukcapil Ponorogo segera ke lokasi Mbah Narti dan melakukan perekaman.
“Mbah Narti yang tinggal seorang diri di tengah hutan Ngrayun ternyata belum terdaftar sebagai Warga Negara Indonesia. Beliau belum punya NIK sehingga sulit untuk terdata dan diusulkan untuk ikut dalam program – program bantuan pemerintah. Beliau belum punya NIK karena rumahnya jauh dari pemukiman warga dan kurangnya beliau bersosialisasi,” jelas Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Senin (05/08).
Karena itulah, Mbah Narti segera dibuatkan dokumen kependudukan. Tim dari Dinas Dukcapil Ponorogo termasuk Plt. Kepala Dinas dan Sekretaris Dinas langsung meluncur ke Ngrayun untuk melakukan perekaman data Mbah Narti.
“Segera setelah kita lakukan koordinasi, Plt Kadin Dukcapil beserta tim berangkat ke Ngrayun untuk melakukan perekaman. Setelah itu bisa dilakukan pencetakan dokumen seperti Surat Keterangan Pengganti KTP-el, KK, dan Akte Kelahiran. Jika dokumen telah jadi, akan diserahkan ke Kepala Desa Sendang,” terang Bupati Ipong.
“Dan yang terpenting, setelah Mbah Narti terdaftar, beliau akan diusulkan menerima bantuan dari instansi dan dinas terkait,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Dukcapil Ponorogo Heroe Purwanto mengatakan, tindakan ini adalah layanan Dinas Dukcapil Ponorogo untuk warga yang sangat membutuhkan. Heroe juga menghimbau warga untuk memberi informasi pada Dinas jika ada warga yang sangat membutuhkan bantuan untuk mengurus dokumen kependudukan.
“Yang kami lakukan untuk Mbah Narti ini merupakan wujud layanan jemput bola Dinas Dukcapil Ponorogo untuk warga yang sangat membutuhkan. Layanan ini gratis tanpa biaya. Dan perlu kami himbau, jika ada masyarakat yang mengetahui ada yang memerlukan bantuan untuk pendaftaran administrasi, segera informasikan kepada kami untuk ditindaklanjuti,” pesan Heroe. [mb10]

Tags: