Darurat Keamanan Global

Oleh:
Hutri Agustino
Dosen FISIP Unmuh Malang dan peraih Erasmus Scholarship for Exchange Student di University of Trento, Italy 2010-2011.

Di Tengah situasi perang yang masih berkecamuk antara Rusia dan Ukraina di Eropa Timur, kita dikagetkan dengan berita tentang serangan dahsyat militan Hamas Palestina dengan tujuan utama tentu wilayah sekitar Gaza yang memang menjadi kota suci tiga agama (Islam, Kristen dan Yahudi). Dilansir oleh Time of Israel bahwa dalam operasi Badai Al-Aqsa (Al-Aqsa flood) tersebut, dikabarkan lebih dari 5.000 roket ditembakkan oleh Hamas sejak Sabtu pagi waktu setempat (7/10) sampai dengan Minggu (8/10) dan menewaskan setidaknya 300 orang dan melukai lebih dari 1500 orang-belum termasuk puluhan sandera khususnya dari pihak militer Israel. Sebagaimana dalam situasi krisis karena perang, jumlah korban pada serangan awal inipun terdapat beragam versi-baik yang klaim oleh militan Hamas ataupun oleh pihak Pemerintah Israel. Serangan destruktif yang begitu mengejutkan tersebut di klaim oleh kelompok militan Hamas sebagai respon dari ketidakadilan pemerintah dan militer Israel terhadap rakyat Palestina dalam beberapa dekade terakhir. Konflik yang berlarut-larut dan menyebabkan jatuhnya korban nyawa khususnya dari pihak sipil Palestina telah membuat militan Hamas kembali menyalakan api peperangan dalam skala yang jauh lebih besar. Pertahanan Iron Dome yang begitu populer dalam memberikan jaminan keamanan bagi Israel dari serangan roket atau rudal akhirnya kandas. Dalam tayangan video yang beredar luas, kita dapat menyaksikan dengan sangat detail manuver ribuan roket yang begitu leluasa memporak-porandakan bangunan di wilayah Israel. Kesuksesan menembus pertahanan kokoh Iron Dome tersebut telah menjadi bukti kemajuan yang cukup signifikan bagi militan Hamas dalam mengembangkan inovasi alutsista di tengah situasi penuh dengan keterbatasan akses terhadap sumberdaya militer strategis.

Mendapat serangan kejutan dengan efek kerusakan yang luar biasa tersebut, tentu membuat pihak Israel tidak tinggal diam, mereka langsung memberikan respon cepat dan tidak kalah mematikan. Mereka mengkalim telah menjatuhkan sedikitnya 6.000 bom seberat 4.000 ton selama enam hari dan menghantam setidaknya 3.600 sasaran. Bahkan, santer dikabarkan jika pihak militer Israel juga menggunakan peluru artileri fosfor putih yang telah dilarang penggunaannya. Dalam serangan balasan tersebut, sebanyak lebih dari 900 orang dari pihak Palestina telah kehilangan nyawa dan juga melukai ribuan korban lainnya. Tidak hanya berhenti di situ, Menteri Pertahanan Israel bahkan memerintahkan pengepungan total di wilayah Gaza ditambah dengan diputusnya pasokan listrik, bahan bakar termasuk bahan makanan. PBB telah mencatat lebih dari 263.000 orang telah meninggalkan rumah di area Gaza sejak serangan pertama dilakukan oleh militan Hamas. Sampai dengan tulisan ini diselesaikan (15/10), jumlah korban perang antara militan Hamas dan militer Israel sebagaimana dilansir oleh tribunnews.com mengutip Al Jazeera, telah menembus angka 3.145 jiwa dan melukai sebanyak 6.388 orang. Belum adanya tanda-tanda diberlakukannya gencatan senjata antara kedua belah pihak, maka bisa dipastikan bahwa jumlah korban meninggal maupun terluka akan terus bertambah.

Homo himini lupus
Konfrontasi terbuka antara militan Hamas melawan Israel tersebut, semakin menambah deret panjang situasi perang dalam beberapa tahun terakhir. Eskalasi konflik antara Ukraina melawan Rusia di prediksi akan semakin meluas. Mengingat, aliansi politik ideologis antara Moscow-Pyongyang-Beijing tampak semakin erat. Tersiar kabar bahwa China dan Korea Utara telah berkomitmen untuk mensuplai kebutuhan amunisi Rusia karena gelombang bantuan militer dari negara-negara NATO dan Amerika masih terus masuk ke wilayah Ukraina. Bahkan, baik bagi pihak NATO maupun Rusia, telah sama-sama menyatakan kesiapan mereka dalam menghadapi krisis terburuk yakni terjadinya perang nuklir yang berarti kehancuran total akan kembali tersaji. Pun demikian dengan krisis di semenanjung Korea yang belum sepenuhnya mereda. Rangkaian manuver militer Korea Utara dan Korea Selatan masih rutin terjadi. Ditambah lagi dengan situasi sengketa di wilayah Laut China Selatan yang tampak semakin serius. Artinya bahwa hari ini nyaris tidak ada wilayah yang bebas dari ancaman konflik militer bahkan perang. Di saat wilayah Eropa di sisi timur masih bergolak, Gaza di Timur Tengah kembali membara dan Asia Tenggara tengah bersiap untuk situasi terburuk. Bahkan, sesaat setelah serangan balasan oleh militer Israel ke wilayah Gaza, sejumlah negara menyatakan dukungan dan keperpihakan ke masing-masing pihak. Terdapat Amerika dan sejumlah negara anggota NATO seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Norwegia yang telah menyatakan berdiri di belakang Israel. Di pihak Palestina, ada sederet negara mulai dari Iran, Lebanon, Qatar, Arab Saudi, Turki, Pakistan, Yaman sampai Afrika Selatan. Dukungan terhadap militan Hamas juga datang dari laskar Hizbullah di Lebanon yang di dukung oleh Iran serta pemerintahan Taliban di Afghanistan. Ketiga poros ideologis tersebut tentu mampu memberikan perlawanan serius terhadap militer Israel yang berarti bahwa perang akan semakin berkepanjangan.

Situasi sengkarut di atas telah mengingatkan kita pada risalah klasik yang ditulis oleh filsuf Inggris bernama Thomas Hobbes bertajuk Leviathan (1651). Judul tersebut konon diambil dari nama binatang buas dalam mitologi Timur Tengah untuk merefleksikan sifat manusia yang A man is a wolf to another man (homo himini lupus). Sifat manusia yang rasional, cenderung materialis dan selalu mengesampingkan aspek moral-metafisik, telah menjadi reasoning terjadinya perang antar manusia, antar bangsa, antar negara dalam ragam perkara. Dalam setiap cerita perang, bahkan dalam epos Mahabharata-klaim masing-masing pihak sebagai yang paling benar, paling kuat bahkan paling di lindungi oleh para dewa selalu menjadi pengiring cerita dibalik jatuhnya korban jutaan nyawa. Dalam situasi tersebut, masa depan ras manusia dan keberlangsungan tata galaksi sedang dalam pertaruhan serius.

——— *** ———–

Rate this article!
Darurat Keamanan Global,5 / 5 ( 1votes )
Tags: