DBD di Jatim Kembali Memakan Korban

Orang tua Yolanda (9) Suyono-Marti, warga  Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang menunjukkan foto anaknya yang meninggal akibat DBD setelah mendapat perawatan di RSUD selama 3 hari. [ramadlan/bhirawa]

Orang tua Yolanda (9) Suyono-Marti, warga Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang menunjukkan foto anaknya yang meninggal akibat DBD setelah mendapat perawatan di RSUD selama 3 hari. [ramadlan/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota santri ternyata kembali memakan korban, Yolanda (9) tahun asal Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RSUD setempat selama tiga hari hingga menghabiskan 30 kantong darah.
Yolanda, putri ketiga pasangan Suyono-Marti, meninggal dunia pada 18 Februari 2015 pukul 04.00 WIB. Bocah kelas III SDN Gambiran 2 ini meninggal dunia pada hari ketiga saat menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSUD Jombang. “Masuk rumah sakit karena demam berdarah,” ungkap Suyono (43), orang tua, Yolanda saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/2).
Dia mengungkapkan, anak ketiganya itu selama menjalani perawatan di RSUD Jombang membutuhkan 15 kantong trombosit dan 15 kantong darah golongan B. “Butuh kantong darah 30 kantong, karena di PMI Jombang tidak ada, saya harus bolak-balik ke Surabaya selama dua hari untuk mendapatkan darah,” kata Suyono didampingi isterinya, Marti (43).
Namun, setelah 3 hari menjalani perewatan intensif di ruang ICU di RSUD Jombang, Yolanda meninggal dunia. Berita acara kematian Yolanda sebagai pasien RSUD Jombang tertulis dalam surat keterangan tertanggal 18 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh RSUD. “Meninggalnya hari ketiga waktu di rumah sakit,” ujar Suyono.
Kepala Dusun Gambiran, Desa Gambiran, Muhammad Zainul Abidin, mengungkapkan, sepanjang Januari hingga Februari 2015, di Desa Gambiran terdapat 2 orang yang terkena DBD. “Satu orang di Gambiran utara, satunya lagi di Gambiran selatan. Di Gambiran selatan ini sampai meninggal dunia, anaknya mbak Marti (ibu Yolanda),” katanya.
Direktur RSUD Jombang, dr. Puji Umbaran, saat akan dikonfirmasi terkait jumlah pasien yang menjalani perawatan akibat serangan DBD, menyerahkan keterangannya kepada Dinkes Jombang. “Biar sinkron langsung ke Dinkes (Dinas Kesehatan) saja, semua sudah kita laporkan setiap hari,” jawabnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, dr. Heri Wibowo mengungkapkan, korban DBD tidak bertambah, yakni tetap 4 orang sejak Januari lalu. Jumlah kasus DBD selama Januari hingga minggu terakhir bulan Februari sebanyak 231 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia 4 orang. “Jumlah kasus DBD selama Januari sampai dengan Februari 2015, ada 231 kasus dengan angka kematian empat,” kata dr. Heri Wibowo.
Dia menambahkan, dari jumlah tersebut, puncak kasus serangan DBD kepada warga Jombang terjadi pada pertengahan bulan Januari lalu. ”Tertinggi pada tanggal 15 hingga 19 Januari. Jumlah penderita setiap harinya mencapai 14 orang yang masuk ke rumah sakit,” sebut Heri menjelaskan.
Sebelumnya, ditemukan korban DBD yang meninggal dunia, antara lain, balita 3 tahun atasnama Vaninda, warga Sengon Jombang yang meninggal karena DBD tetapi tidak masuk dalam data korban DBD di Jombang. Balita tersebut meninggal pada 27 Januari saat menjalani perawatan di RSUD Jombang dan saat masuk didiagnosa terkena DBD.
Berikutnya, balita berusia 7 bulan atas nama Fahri Zafran Anindito, warga Kepanjen Jombang yang meninggal dunia pada 5 Februari. Terakhir, korban meninggal dunia akibat DBD adalah Yolanda (9), remaja putri asal Dusun/Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung.
“Terkait jumlah korban meninggal dunia, kami berdasarkan laporan RSUD Jombang. Kami belum menerima adanya laporan lagi dari RSUD Jombang, sehingga kami berkesimpulan jumlah meninggal akibat DBD masih 4 orang,” tandas Heri Wibowo.
Tiga Korban
Sementara itu, sejak datangnya musim penghujan, wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menyerang beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Sejak awal Januari sampai Pebruari ini terdapat tiga orang yang meninggal dunia karena penyakit demam berdarah.
“Tiga penderita DBD meninggal dunia, dari Kecamatan Gayam dua orang dan dari Desa Mulyoagung, Kecamatan Kota, satu orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro, Dr.Sunhadi kepada Bhirawa, Rabu (25/2).
Sunhadi menyebutkan, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) sejak awal Januari sampai sekarang, mencapai 143 pasien DBD, tersebar di 21 Kecamatan dari 28 Kecamatan Di Bojonegoro, baik yang dirujuk di rumah sakit (RS) milik pemkab, swasta dan puskesmas. ” Hanya tujuh kecamatan di daerahnya yang tidak ditemukan kasus DBD yaitu Kecamatan Kedewan, Sugihwaras, Sukosewu, Sekar, Kedungadem, Kapas, dan Gondang,” jelas mantan kepala Rumah Sakit Umum Bojonegoro.
Lebih lanjut, dia menuturkan, jumlah penderita BDB dalam dua bulan terakhir jauh lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu dalam waktu bersamaan, yang hanya 26 penderita. Oleh karena itu, menurut dia, pemkab menetapkan kejadian luar biasa (KLB) dalam menghadapi penyebaran DBD di daerahnya. “Penetapan KLB DBD berdasarkan jumlah penderita yang ditemukan mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, dalam waktu bersamaan,” ucapnya. [rur,bas]

Rate this article!
Tags: