Degradasi Edukasi Akibat Game Online

Ainiyatus SolihahOleh:
Ainiyatus Solihah
Mahasiswi Tadris Bahasa Inggris FITK UIN Walisongo Semarang dan Penerima Beasiswa di Rumah Perkaderan Monash Institute Semarang

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia. Sebab, melalui pendidikan manusia akan bisa berpikir, bergerak, dan bertindak dalam koridor kebenaran. Dengan pendidikan pulalah manusia dididik menjadi insan yang berakhlak, berperadaban, dan memiliki tata krama. Selain itu, melalui pendidikan, manusia bisa dibedakan dengan makhluk hidup lainnya.
Selain memiliki beberapa keistimewahan di atas, pendidikan juga semakin terasa mudah untuk diterapkan, karena tidak mengenal waktu dan tempat. Kapan pun dan di mana pun, pendidikan senangtiasa bisa diberikan kepada setiap individu maupun kelompok. Ditambah lagi dukungan teknologi, membuat pendidikan semakin mudah untuk dijalankan.
Namun, di era sekarang ini, sistem pendidikan yang berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tidak lagi memiliki signifikansi yang jelas. Hal itu terjadi karena sistem tersebut telah banyak mengalami pegeseran fungsi. Jika dulu teknologi digunakan untuk kepentingan pendidikan, maka sekarang teknologi telah beralih fungsi. Perkembangannya yang pesat, ternyata justru menimbulkan efek negatif bagi pengguna teknologi itu sendiri, terutama kalangan anak di bawah usia dewasa.
Perkembangan teknologi di abad modern ini justru menjadi virus perusak generasi bangsa. Sebagai contoh, yaitu permainan. Pada masa dulu permainan yang berbasis elektronik masih sangat langka, bahkan anak di bawah umur masih belum bisa mengaksesnya. Namun, saat ini siapa pun bisa mengakses permainan yang lebih melalui alat elektronik yang mereka miliki. Ditambah lagi maraknya permainan online (game online),
Game online merupakan suatu permainan yang menggunakan jaringan internet. Bahkan, game-game berbasis online sudah sangat marak di internet. Penggunanya pun tidak hanya kalangan dewasa, melainkan kebanyakan adalah anak-anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Bagi mereka, satu hari tidak bermain game jauh lebih merugi ketimbang mereka tidak masuk sekolah.
Kemajuan para pelajar dalam menggunakan teknologi semakin berkembang, karena di sekolah materi tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi telah menjadi mata pelajaran yang harus ada. Namun, sangat disayangkan sekali, pihak sekolah atau guru pengajar mata pelajaran tersebut justru tidak bisa mengawasi dengan baik para peserta didik ketika melakukan proses belajar-mengajar. Kelengahan guru menjadi peserta didik mencuri-curi kesempatan untuk membuka situs-situs game online, sehingga mereka tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut tentu dapat memberikan efek negatif bagi mereka. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, justru berubah menjadi kesempatan untuk melakukan game.
Game online sendiri, memiliki pengaruh negatif bagi penggunanya, terutama para pelajar. Misalnya dalam game tersebut terdapat perkelahian atau peperangan. Hal itu tentunya dapat mempengaruhi anak yang masih mempunyai jiwa labil. Kekhawatiran yang muncul di sini yaitu ditakutkan anak-anak tersebut mencontoh adegan-adegan di dalam game untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, game online juga dapat mengganggu konsentrasi anak ketika sedang belajar.
Jiwa psikis dan kepribadian akan terganggu apabila mereka terus-terusan bermain game online. Efek negatif lain yang ditimbulkan game online adalah masalah sosial. Mereka akan memiliki jiwa sosial yang kurang baik akibat pengaruh negatif dari game online tersebut. Pengaruh lainnya yaitu masalah komunikasi dan atau tidak memiliki rasa empati terhadap sesama teman maupun orang lain.
Anak yang memiliki kepribadian santun akan berubah menjadi pemberontak apabila ia tercandu game online. Kondisi tersebut dapat memicu timbulnya sifat agresif anak dan terdegradasinya hubungan sosial antara anak dan lingkungan sekitar. Anak juga akan memiliki mental yang berbeda ketika dia sudah kecanduan game online, terutama game-game yang bernuasa perang ataupun perkelahian. Jiwa dan mental mereka akan tumbuh sesuai dengan karakter player yang mereka mainkan. Dikhawatirkan mentela mereka akan jatuh, ketika mereka selalu mengalami kekalahan dalam permainan, hingga bisa menimbulkan sifat benci, dendam, dan amarah kepada teman sepermainan yang selalu menang melawannya. Selain itu, mereka juga akan lebih banyak menghabiskan waktu luang mereka untuk game online daripada pergi ke perpustakaan membaca buku atau les privat. Prestasi mereka juga akan menurun jika hal tersebut tidak segera ditangani.
Namun, game online juga memiliki sisi positifnya jika digunakan secara bijak. Misalnya, mengasah otak anak dalam menerapkan strategi saat bermain game, atau juga meningkatkan konsentrasi. Selain itu, mereka juga harus diarahkan dan dipilihkan game-game yang sifatnya mendidik. Dan waktu untuk bermain pun harus diperhatikan dan dibatasi, agar mereka tidak terlalu lama dalam bermain. Di samping itu, pengawasan dari orang dewasa atau orang tua juga perlu untuk dilakukan.
Peran orangtua menjadi sangat penting dalam mengatasi permasalah ini. Sebab, mereka menjadi agen utama yang berwewenang dalam mengatur dan mengawasi sikap dan perilaku anak. Namun, tidak harus mengekang anak dengan jalan tidak membolehkan mereka keluar rumah. Alangkah lebih baiknya lagi jika orangtua memberikan pengertian kepada anak dengan cara menjelaskan efek positif dan negatif akibat game online.
Tidak hanya orang tua, pemerintahpun juga harus ikut andil untuk berperan dan bertanggungjawab atas perkembangan teknologi tersebut. Mereka harus memiliki siasat untuk mengatasi membludaknya media online di kalangan masyarakat, terutama terhadap situs-situs yang memiliki dampak negative bagi perkembangan masyarakat khususnya anak-anak. Pengaruh online dalam aspek pendidikan pun juga harus selalu diperhatikan. Sebab, dari situlah ilmu didapat dan diterapkan sebagai hasilnya.
Dengan pengawasan yang ketat dalam penggunaan jejaring sosial, diharapkan mampu mengatasi permasalahan kronis akibat game online. Apabila hal itu bisa dilakukan, maka degradasi pendidikan akibat game online dapat diatasi. Pengembalian fungsi teknologi pada jalur pendidikan harus ditegakkan. Agar ke depan pendidikan yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi bisa berjalan lurus dengan kemajuan pendidikan, bukan justru menjadi penghalang majunya pendidikan di negeri ini. Oleh sebab itu, semua elemen harus bekerjasama dalam mengatasi masalah degradasi pendidikan yang disebabkan oleh game online.

                                —————— *** —————–

Rate this article!
Tags: