Demokrasi: Siap Menang, Siap Kalah

Umar Sholahudin

Pilkada Serentak 2020

Oleh :
Umar Sholahudin
Dosen Sosiologi FISIP Univ. Wijaya Kusuma Surabaya, Mahasiswa Doktoral FISIP Unair

Kualitas Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung (Pilkadal) akan berjalan dengan baik salah satunya diukur dengan tingkat partisipasi pemilih. Karena tingkat partisipasi pemilih berhubungan dengan legitimasi kepala daerah terpilih. Semakin tinggi tingkat partisipasi pemilih, maka akan berpengaruh pada kuatnya legitimasi moral dan politik terhadap kepala daerah terpilih.

Selama kurang lebih tiga bulan, masing-masing Paslon di 270 daerah: tujuh tingkat provinsi, 37 kota, dan 224 kabupaten di Indonesia.telah melakukan kampanye. Masing-masing Paslon sudah mengeluarkan segala “amunisi politiknya” untuk meyakinkan pemilih dan memenangkan kontestasi politik elektoral. Bahkan kampanye Pilkadal dibumbui “perang asimitris” antar para pendukung masing-masing di dunia maya yang begitu keras dan panas.

Persaingan politik menjelang pencoblosan semakin ketat. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya berbagai hasil survey yang menyebutkan jarak antar Paslon satu dengan Paslon lainnya semakin tipis. Ketatnya persaingan elektabilitas antar Paslon ini salah satunya memunculkan sentimen kultural dimainkan; sentimen suku, agama, ras, antar golongan. Namun demikian, perlu difahami bersama, bahwa dalam demokrasi, preferensi politik pemilih berdasarkan apa saja, termasuk SARA atau apapun adalah sah dan konstitusional. Karena itu, tidak usah terlalu dikhawatirkan. Hal itu, selama dilakukan dengan cara-cara yang elegan dan demokratis, tidak ada tekanan dan intimidasi. Beda pilihan politik jangan sampai mengorbankan semangat dan prinsip dasar persatuan dan kesatuan bangsa. Kita berharap, polarisasi politik dan kultural selama kampanye Pilkada serentak 2020 ini hanya berlangsung pada menjelang dan saat pemilihan saja. Pasca pemilihan, masyarakat akan kembali pada garis kesimbangan baru, yakni bersatu kembali, spirit dan prinsip Bhineka Tunggal Ika kembali hadir dalam kehidupan bermasyarakat.

Merawat Demokrasi dan Kebhinekaan

Momentum Pilkada serentak 2020 ini, setidaknya dapat dijadikan sebagai ajang kolektif untuk dua soal, yakni pertama bagaimana Pilkada serentak ini dapat merawat spirit dan prinsip demokrasi yag sehat dan tumbuh kembang secara berkelanjutan. Kedua, di tengah fragmentasi sosial-politik, baik di tingkat elit politik maupun di tingkat basis massa yang begitu cair, bagaimana Pilkada serentak dapat merekatkan kembali dan menjaga spirit kebhinekaan kita dalam wadah semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Pertama, Merawat spirit dan prinsip demokrasi. Dalam prinsip demokrasi elektoral, spirit dan komitmen harus ditumbuh-kembangkan pada diri elit dan massanya, yakni sikap “siap menang, juga siap kalah”, bersikap ksatria dan legowo mengakui dan menerima kekalahan. Kerapkali, seseorang siap menang, tapi tidak siap kalah yang kemudian berujung masalah. Kita bisa belajar dari Pilkada-Pilkada sebelumnya, ada sebagian Paslon yang mampu menunjukan kedewasaan politik dengan ksatria mengakui dan menerima kekalahan (legowo) dan mengucapkan selama kepada Paslon pemenang.

Sebelum kontestasi politik elektoral digelar, para Paslon Pilkadal dan pendukungnya sudah berkomitmen dan menandatangani pakta integritas dalam proses Pilkada Serentak ini, yakni menjadikan Pilkada serentak ini sebagai wahana pendidikan politik yang mencerdaskan dan mencerahkan, menjadikan Pilkada yang Luber dan Jurdil, dan pernyataan “Siap menang dan Siap kalah”. Sikap dan perilaku demokratis ini setidaknya akan menjadi modal politik berharga bagi bang kita dalam membangun demokrasi yang sehat, sejuk, dan berperadaban.

Kedua, menjaga kebhinekaan. Secara sosial-politik, kontestasi Pilkada Serentak, telah menimbulkan fragmentasi di tingkat elit dan massa akar rumput. Masyarakat terpolarisasi ke dalam politik-kepentingan masing-masing elit politik. Namun pasca Pilkada, kontestasi sudah selesai, dan menjadi tugas patron, yang dalam hal ini adalah para elite politik, tokoh masyarakat dan agama untuk merajut kembali semangat persaudaraan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat. Saatnya masyarakat bersatu untuk mengawal momentum Pilkada Serentak berjalan secara kondusif sampai pelantikan kepada daerah definitf mendatang.

Perbedaan pandangan, pilihan politik jangan menjadikan masyarakat kita terpecah dan terbelah. Sehari atau dua hari pasca Pilkada setidaknya kita dapat memprediksi siapa para pemenang yang bertarung dalam Pilkada Serentak 2020 ini via quick account atau exit poll. Tugas kita selanjutnya pasca Pilkada adalah kembali bersatu dan bagaimana mengawal kepala daerah baru dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan daerah lima tahun ke depan. Partisipasi politik masyarakat tidak berhenti pada saat pemilihan, tapi yang lebih penting juga partisipasi masyarakat dalam proses jalannya pemerintahan dan pembangunan daerah agar lebih baik dan berpihak pada kepentingan masyarakat.

Pilkada Serentak -yang sarat dengan politik kepentingan- ini harus dijadikan sebagai momentum untuk terus menjaga dan merawat kebhinekaan kita. Keragaman pilihan politik menjadi warga demokrasi yang indah. Setiap orang saling menghormati pilihan politik masing-masing. Meskipun berbeda pilihan politik, namun memiliki semangat yang sama dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indoensia.

Demokrasi Semakin Matang

Pelaksanaan Pilkada Serentak yang berjalan dengan aman, damai, dan terkendali, plus sikap demokratis dari para Paslon dan tim sukses dan Parpol pengusungnya, menjadi modal politik yang sangat berharga bagi bangsa ini dalam membangun iklim demokrasi yang lebih sehat dan matang. Pendidikan dan pencerahan politik yang mencerdaskan jauh lebih penting dari sekedar pemenangan kuasa politik. Sehingga proses dan praktik demokrasi (electoral) kita akan semakin matang dan berkualitas. Demokrasi yang semakin matang dan berkualitas akan menjadi landasan dan modal politik penting dalam menjalankan dan meneruskan jalannya pemerintahan dan pembangunan nasional.

Sungguh sangat indah kehidupan politik dan berdemokrasi kita, jika sikap, perilaku dan suasana politik yang sehat dan kondusif ditunjukkan para elit politik di Pilkada. Kedewasaan politik elit ini sangat dibutuhkan bangsa ini dalam membangun kehidupan politik dan demokrasi yang lebih baik dan berkualitas untuk kesejahteraan masyarakat. Masing-masing Paslon harus berkomitmen dan diwujudkan dalam sikap dan tindakan; siap memang, juga harus siap kalah.

————– *** ————–

Rate this article!
Tags: