Desa Pancasila Diberikan Pemahaman Tehnologi Nuklir untuk Pertanian

Anggota DPR RI Eni Maulani dan Sekretaris utama Lembaga BATAN secara simbolis menyerahkan bibit varietas terbaik dari hasil riset.(Alimun Hakim/Bhirawa)

Lamongan,Bhirawa
Petani di Kabupaten Lamongan , tepatnya di Desa Balun (Desa Pancasila) Kecamatan Turi ,Lamongan di bekali ilmu pengetahuan untuk meningkatkan produktivitas pertanianya dengan tehnologi nuklir.
Hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi nuklir yang di inisiatori oleh anggota DPR RI Komisi VII Eni Maulani dengan menggandeng lembaga BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) ,mensosialisasikan hasil risetnya melalui desiminasi di ratusan petani Desa Balun,Rabu(28/3)
Anggota Komisi VII DPR RI Eni Maulani kepada wartawan mengatakan,Ini kan BATAN sudah melakukan riset, dan ini juga sudah di lakukan di beberapa daerah, dan hasilnya memang cukup luar biasa”Kata Eni.
Maka,Lanjut dia,hari ini kita buat sosialisasi disini tujuannya adalah tak lain supaya petani juga ikut menikmati hasil riset yang dilakukan oleh BATAN.
“Yah tentu saja tujuannya agar produktifitas pertanianya bisa bertambah, umurnya pendek, dan lebih tahan hama.Intinya adalah kita berupaya penuh untuk mensejahterakan petani”Terang politisi perempuan asal Partai Golkar ini.
Sementara itu Sekretaris utama BATAN Falconi Margono memaparkan soal tekhnologi nuklir untuk pertanian ini.
“Sekarang ini kita memiliki 23 varietas padi, tapi yang booming adalah bibit varietas ci denok ini.Dari 23 ini, kita sudah menanam di 24 daerah, dan hasil tanam dari seluruh daerah itu sekitar 4 Juta Ton dengab potensiya rata-rata 9 Ton per – hektar”Terang Falconi Margono.
Falconi juga menjelaskan,Karena ini hasil riset, sehingga penanamannya juga harus sesuai dengan SOP yang ada. Dan mudah mudahan dengan adanya denplot-denplot ini nanti akan kita dampingi, sehingga nanti bagaimana cara menanam, bagaimana cara menanganinya itu sesuai dengan kaidah-kaidah yang kita kembangkan.
Sebagai contoh ada beberapa daerah yang boleh dikatakan berhasil, yaitu di sulawesi. Daerah tersebut awalnya hanya menerima beras, sekatang malah bisa memasok beras ke daerah lain.
Selain itu juga ada di polewali mandar, dan itu memang yang maju bukan hanya petaninya saja, jadi mulai dari pemerintah daerahnya, petaninya, dan juga amsyarakatnya itu bekerja sama sehingga hasilnya bisa tinggi.
Dan ci denok ini memang sudah menjadi pilihan petani, umumnya di daerah jawa tengah, kalau di jawa timur itu di daerah banyuwangi, disana sudah ada penangkarnya.
Disinggung soal benih varietas jenis Cidenok,Falconi mengungkapkan,Keunggulan ci denok ini yang pertama pulennya, produktifitasnya, genjahnya (umur panennya) sekitar 110 sampai 115 hari, serta tahan terhadap wereng.
Tapi kalau ditanam pada musim hujan, ci denok ini nggak kuat , karena bulir padi dalam satu pohon ini sangat banyak, sehingga kalau pada saat musim hujan, batang pohonnya tidak kuat sehingga mengakibatkan tanaman padi roboh.
“Itu yang menjadi salah satu kelemahannya.Sehingga salah satu solusinya yaitu mengurang pupuk NA nya dan kita saat ini juga sedang memperbaiki bagaimana bisa kuat saat musim hujan.Selain itu juga, kami juga sedang melakukan riset untuk umur tanam padi yang hanya sekitar 80 hari sudah panen”Pungkas Falconi. [Mb9]

Tags: