Dewan Sidoarjo Prihatin Meninggalnya Tenaga Medis RSUD

Anggota Komisi B DPRD Jatim dan Ketua DPRD Sidoarjo dalam sebuah acara sebelum pandemi Covid-19. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Meninggalnya kedua tenaga medis di RSUD Sidoarjo dr Gatot Pramono dan Sri Agustin membuat prihatin anggota DPRD Jatim Achmad Amir Aslichin dan Ketua DPRD Sidoarjo H. Usman.
Warga Sidoarjo ini juga ikut berbelangsungkawa mendalam karena perjuangannya menangani pasien terpapar sanga berat sekali, hingga mereka meninggal dunia.

Mereka para tenaga medis yang berjuang menangani pasien Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta positif Covid-19 sebagai ujung tombak meredam penularan virus menular itu.

Anggota Komisi B yang akrab disapa Mas Iin itu meminta kepada pemerintah pusat, provinsi dan daerah untuk peduli terhadap kondisi kesehatan tenaga medis. Penanganan pasien yang berhubungan dengan Covid-19 harus lebih ekstra hati-hati. Termasuk kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) harus terpenuhi.

“APD yang sesuai standar kesehatan harus tercukupi di rumah sakit,” kata anggota Fraksi PKB itu. Mantan anggota DPRD Sidoarjo tersebut berharap APD dipenuhi secara rutin. Rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 harus disuplai dengan baik sarana dan prasarananya.

Selain APD, pemerintah harus memberikan jaminan khusus untuk perawatan kesehatan bagi tenaga medis. Agar imun dan stamina mereka bisa selalu terjaga dengan baik.

“Ditambah lagi kualitas asuransi kesehatan maupun asuransi jiwanya juga harus ditingkatkan,” ucap alumnus Universitas Airlangga, pada (21/6) kemarin.

Hingga kini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur mencatat ada 64 dokter positif Covid-19. Delapan di antaranya meninggal dunia. Selain yang tercatat IDI Jawa Timur, sebanyak 22 dokter residen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga juga positif Covid-19.

Oleh karena itu, Ia juga meminta kepada masyarakat untuk tetap menjaga kedisiplinan. Salah satunya untuk tetap menerapkan physical distancing. Dengan memakai masker dan rajin cuci tangan. Penularan Covid-19 harus dicegah secara masif.

“Kita harus yakin dan bisa memutus mata rantai penyebaran virus menular itu,” pintanya. Terpisah, Ketua DPRD Sidoarjo Usman juga sangat prihatin dengan meninggalnya tenaga medis di RSUD Sidoarjo akibat tertular Covid-19.

Di berharap penanganan pasien Covid-19 dilakukan dengan SOP yang tepat. Termasuk penyediaan APD memadai yang harus disuplai dan dibantu oleh pemerintah.

“Tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 sangat berjasa untuk kesembuhan pasien tersebut. Karena itu jangan sepelekan kebutuhan APD bagi mereka,” katanya.

Di sisi lain, Ketua Panitia Kerja (Panja) Penanganan Covid-19 DPRD Sidoarjo Choirul Hidayat meminta kebutuhan ruang isolasi segera dipenuhi. Hal itu sangat mendesak untuk menampung pasien virus corona yang terus meningkat di Jawa Timur.
“Masyarakat jangan sampai kendor dengan upaya pencegahan Covid-19,” jelasnya. [ach.hds]

Tags: