Dewan Sidoarjo Temukan Saluran ‘Tikus’ Bawah Jalan Tol

Saluran tikus jalan tol

Sidoarjo, Bhirawa
Di bawah Jalan Tol Sidoarjo-Waru atau sebaliknya ditemukan saluran ‘tikus’ yang lebarnya 35 cm. Saluran tersier dari sawah atau menuju sawah ini dikuatirkan akan menimbulkan banjir kawasan perumahan/sawah di timur dan barat jalan tol.
Temuan ini terungkap saat PT Jasa Marga melakukan pelebaran jalan tol sisi barat dari dua lajur menjadi tiga lajur. Ada tiga hingga empat saluran tersier yang sejak jalan tol Surabaya-Porong dibangun 1986, saluran itu dipasang melintang di bawah jalan tol dengan diameter 35 cm saja. Saluran ini untuk mengalirkan air sawah menuju ke timur tol (sekitar perumahan Pondok Jati atau Citra Garden) mulai Kec Sukodono sampai Gedangan.
Saluran tersier itu dilebarkan seiiring pelebaran jalan tol. Pihak Pimpro dari PT Jasa Marga beralasan, saluran tersier yang dibangun itu hanya menyesuaikan saluran lama yang sudah ada. Saluran lama yang dibangun 1086 kondisinya sempit.
Ketua Komisi C, Nasik, Jumat (5/5) siang, saat menyidak saluran di badan jalan tol itu menanyakan kepada Pimpro jalan tol, kenapa saluran tersiernya dibuat sempit. Seharusnya dipikirkan 10 atau 20 tahun ke depan, disana efek dari penyempitan saluran itu menimbulkan banjir bagi pemukiman yang berada di sisi kanan dan kiri jalan tol. Apalagi kawasan Janti sudah berubah menjadi Perumahan dan Apartemen Kahuripan Nirwanan Village (KNV). ”Dulu memang sawah tetapi sekarang sudah jadi KNV, tetapi tidak berarti salurannya dimatikan,” tandasnya.
Nasik yang didampingi Ir Judi Tetra, Kabid PUPR Sidoarjo, beranggapan PT Jasa Marga melakukan keteledoran, karena saluran dibuat tinggi sehingga air sawah tidak bisa naik untuk masuk ke dalam saluran. Saluran tersier itu bisa dianggap tidak ada fungsinya. ”Bagaimana kalau saluran itu tertutup sampah, pasti sulit dilakukan normalisasi,” ungkapnya.
Hidayatullah, Pimpro PT jasa Marga untuk proyek pelebaran Jalan Tol Sidoarjo-Waru, hanya bisa pasrah. Ia beralasan, pembangunan saluran menyesuaikan saluran lama yang memang lubangnya sempit. Saluran tersier ini diakui kurang berfungsi karena air tidak menuju ke tersier tetapi masuk ke dalam afvur sungai.
Saluran tersier menjadi tidak ada artinya, dalam pantauan memang ujung saluran itu seperti mati. Tidak ada air dari sawah atau pemukiman yang menuju tersier. Gawatnya lagi, ada lobang pintu tersier yang mendekati bahu jalan tol. Hanya sekitar 1 meter dari bahu jalan. Dikuatirkan kendaraan yang tidak hati-hati saat masuk bahu jalan akan masuk ke parit yang dalamnya sekitar 1,5 meter. Namun Hidayatullah, mengatakan, nanti parit saluran itu akan dipasang pagar supaya pengendara tidak sampai masuk ke lubang parit.
Menurut Hidayat, pelebaran jalan menjadi tiga lajur ini akan memasuki fase penyelesaian. Namun ada beberapa underpass (jalan layang) di atas tol sekitar Desa Kelopo Sepuluh, Sukodono, Sawotratap, Gedangan yang pilar jembatan harus dipotong. Namun untuk saat ini belum ada proyek pemotongan kaki jembatan untuk menyesuaikan dengan tiga lajur jalan tol. Untuk persiapan mudik lebaran 2017 , jalan tol Sidoarjo-Waru yang panjangnya 12 km sudah siap 3 lajur. Untuk sisi timur, kemungkinan akan dilebarkan setelah Lebaran.
Pekerjaan pelebaran jalan jalur ini yang dikerjakan sejak tahun 2016 lalu merupakan jalur tol terpadat, namun sayangnya ada kaki jembatan yang tidak bisa digeser sehingga saat pengendara melewati underpass ini harus ekstra hati-hati karena masih dua jalur sebab terhalang kaki jembatan. Selanjutnya kembali menuju tiga jalur. Namun di depan kaki jembatan itu dipasang rambu pengaman. [hds]

Tags: