Diduga Aliran Sesat Warga Usir Jamah Abu Bakar

Tuban, Bhirawa

Diduga mengajarkan ilmu sesat, ratusan warga dari Dusun Randu Anom, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban mengusir jamaah Abu Bakar Mahmud (63), warga pendatang asal Desa Ngrogol, Kecamatan Ngrogol, Kabupaten Kediri.

Warga merasa curiga karena Abu Bakar Mahmud dan jamahnya selalu melakukan ritual malam hari secara tertutup di sebuah padepokan yang dibangun mirip masjid.  “Ritualnya itu selalu malam hari dan tertutup, jadi warga sangat resah dan merasa kawatir. Sedangkan jamaahnya tidak ada orang sini,” Kata Kasnam (45), salah satu warga yang tinggal tak jauh dari lokasi yang di sebut padepokan itu.

Kecurigaan warga semakin bertambah karena selama ini Abu Bakar Mahmud sebagai pemilik padepokan tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar dan terkesan sangat tertutup. “Orangnya sangat tertutup, ketemu warga saja tidak pernah menyapa,” Terang Kasnan.

Sebelum melakukan pengusiran, warga sudah memberikan peringatan kepada Abu Bakar Mahmud ddan jamaahnya,

tapi kegiatannya masih terus berlangsung. Akhinya warga tadi malam langsung membubarkan aktifitas tersebut yang ternyat juga jamaahnya sebagian besar dari warga luar kota dan beberapa karyawan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Meski tidak sampai terjadi tindakan anarkis dalam pembubaran ritual aliran yang diduga sesat tersebut. Warga pada saat itu sempat mengancam akan membakar padepokan tersebut jika mereka masih tetap melakukan kegiatan ritual. Selain itu warga menyerahkan Abu Bakar Mahmud ke pihak Desa.

Pada pertemuan yang dilakukan di balai desa  dan dihadiri pihak kepolisian, warga meminta kepada Mahmud untuk meninggalkan padepokannya. Karena sudah dua kali diingatkan tidak juga menghentikan aktivitasnya. “Sudah sekitar dua tahun tinggal di desa sini dan yang datang orang-orang luar semua. Ini oleh warga sudah diperingatkan dua kali, tapi tetap saja tidak dihiraukan,” terang Arifin, warga desa tersebut.

Pertemuan antara warga desa yang resah dengan pimpinan padepokan tersebut sempat tegang, pasalnya Mahmud sempat menolak untuk pergi dari lokasi tersebut. Tetapi akhirnya ia bersedia meninggalkan lokasi padepokannya

“Tadi pertemuan sempat alot, tetapi akhirnya Mahmud berkenan meninggalkan desa sini. Karena kalau tidak pergi dari sini kita tidak bisa membendung amarah warga,” terang Restu, selaku Kepada Desa (Kades) Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Tuban.

Kades berharap kepada warganya untuk memberikan waktu kepada pimpinan Padepokan tersebut berkemas untuk meninggalkan desa tersebut. “Saya meminta kepada warga semua untuk memberi waktu sebentar pada pak Mahmud supaya untuk bisa berkemas-kemas. Kan untuk boyongan butuh siap-siap,” lanjut kepada desa. [hud]