Digelar Serentak 16 Juli, Dindik Jawa Timur Bentuk Juknis

Daftar ulang jalur offline di SMAN 15 Surabaya berlangsung lancar tanpa kendala berarti. [suarasurabaya.net]

Persiapan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Dindik Jatim, Bhirawa
Menginjak tahun ajaran baru 2019/2020, berbagai persiapan tengah dilakukan Dinas Pendidikan (Dindik Jatim). Salah satunya penyusunan petunjuk teknis (juknis) dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) jenjang SMA.
Dikatakan Kepala Bidang (Kabid) SMA Dindik Jatim, Ety Prawesti terkait pelaksanaan MPLS yang mulai digelar tanggal 15 hingga 19 Juli 2019, pihaknya telah mengeluarkan juknis. Dalam pelaksanaan MPLS tahun ini, ada dua kategori. Pertama MPLS di lingkungan sekolah yang bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk pemantapan wawasan kebangsaan. Dan kedua, MPLs dengan sistem camps yang bekerjasama dengan Koarmada II TNI Angkatan Laut.
“Tapi tahun ini kami ada tambahan mitigasi. Kalau selama ini kan nggak ada. Hanya ada pengetahuan tentang anti narkoba dan sebagainya. Tapi tahun ini kita juga mengundang BPBD untuk pengetahuan dasar melindungi diri dari bencana. Baik kebakaran ataupaun gempa dan banjir,” ungkap dia. Dengan begitu, diharapkan siswa paham bagaimana cara menyelematkan diri jika terjadi bencana.
Dijelaskan Ety, masa MPLS akan berlangsung selama lima hingga enam hari sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Di hari pertama, ke lima dan ke enam yang dilaksanakan sekolah, menghadirkan narasumber yang melibatkan Puskesmas, Dinas Kesehatan, Badan Narkotika (BNN), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Sementara untuk hari ke dua, kebtuga dan ke empat materi disampaikan dari TNI/Polri.
“MPLS akan berlangsung selama enam hari. Serentak mulai tanggal 16 sore. Dan untuk Camps ini akan dimulai pada tanggal 16 Sore yang akan dibuka oleh Bu Gubernur,” kata dia.
Total peserta camps tahun ini dikatakan Ety mencapai 1200 peserta SMA se Jatim. Syaratnya, mereka yang bisa mengikuti camps tersebut dinilai dari riwayat pernah menjadi anggota OSIS dan punya karakter dalam leadership.
Selama tiga hari siswa akan tinggal dan mendapatkan materi di kapal perang milik TNI AL. Dari ilmu yang didapat (selama camps) ini, mereka diharapkan akan bisa mengimbas kan pengalamannya ke teman sebayanya.
“Kita punya 1500 sekian SMA negeri dan swasta. Setiap sekolah di kab/kota harus mengirimkan perwakilannya. Kalau satu yayasan Kuta perkenankan hanya mengirim satu perwakilan,” ujar dia.
Terkait larangan dalam MPLS, Ety menegaskan jika tidak boleh ada bentuk kekerasan baik secara fisik maupun verbal. Selain itu, pihak sekolah juga tidak boleh mempersulit atribut siswa. Sebab inti dari MPLS sendiri, adalah penanaman nilai-nilai pendidikan karakter agar siswa menjadi lebih baik dari aspek kesantunan, kedisiplinan dan sikap bela negara.
“Jadi hal-hal yang memberatkan siswa ini tidak boleh lagi. Mereka juga diperkenankan untuk menggunakan seragam SMP hingga masa MPLS selesai,” pungkas dia.

Sekolah Diimbau Lakukan “Aksi” di Masyarakat
Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tidaknyanya dilakukan di lingkungan sekolah. Mengingat pendidikan karakter menjadi fokus utama dalam pelaksanannya. Oleh sebab itu, Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Jatim wilayah Sidoarjo (Surabaya-Sidoarjo) menghimbau adanya pembentukan karakter melalui kegiatan di luar sekolah.
Kepala Cabang Dindik Jatim Wilayah Sidoarjo, Sukaryantho mengungkapkan khusus kota Surabaya, sekolah diminta menerapkan MPLS yang tidak hanya berupa materi.
“Upaya ini agar menghasilkan peserta didik yang memiliki karakter kuat, dan pada akhirnya dapat membantu meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh siswa,”paparnya. Apalagi, momen MPLS menurutnya menjadi waktu yang tepat untuk menunjukkan pada masyarakat aksi nyata dari peserta didik dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Sementara itu, Kepala SMAN 15 Surabaya Johanes Mardijono menjelaskan pihak sekolah telah mendapat juknis dari Dindik Jatim terkait pelaksanaan MPLS di rentang Senin sampai Jumat (15-19/7). Selain itu sekolah juga mendapat edaran himbauan dari Cabdin ada agar sekolah membuat kegiatan membangun karakter sebagai rangkaian MPLS di luar sekolah.
“Sekolah-sekolah memang sudah memasukkan nilai pembangunan karakter dalam rencana kegiatan MPLS, cuma Cabdin lebih mendorong kegiatan pembetukan karakter itu keluar dari lingkungan sekolah,”paparnya
Untuk itu sekolah dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA negeri memprogramkan kegiatan dibluar sekolah secara serentak pada hari Kamis (18/7).
“Nanti dibagi ada beragam divisi, seperti membersihkan lingkungan di taman, ke panti asuhan, ada yang keliponsos , ada yg ke madjid agung dan ada yang ke gereja. Ada juga yg ikut mengatur lalulintas seperti menyeberangkan pejalan kaki,”kata dia. [ina]

Tags: