Diikuti 1.306 Lembaga, Paling Banyak se Indonesia

Wakil Gubernur Jatim H Syaifullah Yusuf bersama Wakil Bupati Gresik M Qosim serta Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menyapa peserta UNBK di SMAN 1 Manyar, Gresik

Wakil Gubernur Jatim H Syaifullah Yusuf bersama Wakil Bupati Gresik M Qosim serta Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menyapa peserta UNBK di SMAN 1 Manyar, Gresik

Sukses Jatim Menggelar UNBK 2016
Pemprov, Bhirawa
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Jatim mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Ini bukan tanpa alasan. Di tahun kedua pelaksanaan, Jatim mampu meningkatkan jumlah penyelenggaranya hingga lima kali lipat dari 243 lembaga di tahun 2015, menjadi 1.306 lembaga.
Tingginya jumlah penyelenggara UNBK di Jatim erat kaitannya dengan kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur. Angka 1.306 merupakan capaian tertinggi di tingkat nasional. Jika melihat provinsi lain, penyelenggara UNBK tak lebih dari 500 lembaga. Misalnya saja DKI Jakarta, tahun ini jumlah penyelenggara UNBK mencapai 478 lembaga, Jawa Barat 449 lembaga, Jawa Tengah 484 lembaga, DI Yogyakarta 182 lembaga dan Banten 125 lembaga.
Wakil Gubernur Jatim H Syaifullah Yusuf mengungkapkan apresiasinya atas perkembangan yang sudah dicapai. Menurutnya, peningkatan ini harus terus dilakukan hingga mencapai angka seratus persen. Jika saat ini 40 persen sekolah sudah menggunakan ujian dengan metode semi online itu, Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim berharap tahun depan ada peningkatan hingga 70 persen. “Dan mudah-mudahan tahun berikutnya lagi bisa seratus persen menggunakan UNBK,” tutur dia di sela-sela kunjungannya memantau UNBK di SMAN 1 Manyar, Gresik, Kamis (7/4).
Gus Ipul mengakui, penyelenggaraan UNBK membuat pelaksanaan ujian jauh lebih praktis daripada manual. Di samping itu, isu-isu tentang kebocoran soal secara otomatis terbantah dengan sendirinya. “Bagaimana mau bocor. Soalnya saja diacak dan setiap siswa berbeda,” lanjut dia. Kendati dalam prosesnya terjadi berbagai kendala seperti server rusak maupun log out otomatis kedepan harus lebih baik. “Meskipun masalah itu mudah ditangani oleh proktor dan teknisi, harus tetap ada evaluasi,” tambah Gus Ipul.
Dengan semakin banyaknya lembaga yang sudah menggelar UNBK, Gus Ipul yakin sekolah lain akan ikut termotivasi. Sebaliknya, sekolah-sekolah yang justru tidak menggunakan UNBK akan tertinggal dan tidak dipercaya masyarakat. “Kita akan dorong pelaksanaan UNBK itu bisa terus berkembang. Pemerintah provinsi dan daerah akan bersama-sama membantu infrastrukturnya,” lanjut dia. Gus Ipul mengakui, sampai saat ini ada daerah yang sulit mengakses internet. Hal itu dapat diatasi dengan memperkuat kerjasama bersama Telkom.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menambahkan, sejak hari pertama pelaksanaan UNBK, tim Dindik Jatim terus menerjunkan tim ke daerah-daerah. Tim bertugas memantau pelaksanaan UNBK. “Sejauh ini berjalan baik. Kendala yang ada bisa diatasi proktor dan teknisi yang sudah kita latih,” kata dia.
Saiful menuturkan, target utama dari pelaksanaan UNBK ialah meningkatnya sekolah berintegritas di Jatim. Selain itu, peningkatan prestasi juga menjadi prioritas. “Bukan berarti harus jujur boleh tidak berprestasi. Seharusnya sekolah yang berintegritas itu juga harus berprestasi,” tutur dia.
Mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini mengaku, ketika pertama kali UN ditetapkan bukan sebagai patokan kelulusan tahun lalu. Perolehan nilai siswa di Jatim cukup memprihatinkan. Nilai di bawah 5,5 atau tidak sesuai kompetensi masih mencapai sekitar 30 persen. Tahun ini, harus ada perbaikan dengan berkurangnya jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah 5,5.
Meski bukan menjadi patokan kelulusan, Saiful menegaskan pentingnya hasil UN ini untuk sejumlah hal. Diantaranya sebagai pertimbangan untuk masuk ke jenjang berikutnya. Tak terkecuali dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). “SNMPTN tahun ini juga menggunakan indeks integritas UN sebagai pertimbangan untuk dinyatakan lolos atau tidak,” kata mantan Kepala SMKN 4 Malang itu.
Selain itu, bagi lulusan SMK nilai UN juga sangat menentukan masa depan karir mereka. Ketika akan melamar pekerjaan nilai UN yang baik dipastikan akan jadi prioritas dari pada yang nilainya di bawah standar kompetensi. “Mana ada perusahaan mau menerima lulusan SMK yang nilainya buruk-buruk,” lanjut dia.

Antisipasi Berlapis untuk Hadapi UNBK
Persiapan sekolah penyelenggara Ujian Nasional Berbasi Komputer (UNBK) di Jatim tidak bisa dikatakan main-main. Setiap fasilitas yang berhubungan dengan pelaksanaan ujian selalu punya cadangan. Sehingga jika terjadi kendala, antisipasi sudah ada berlapis-lapis.
Sebut saja di SMAN 1 Manyar Gresik. Dendi Irama selaku proktor utama menuturkan, untuk memfasilitasi 365 peserta ujian di sekolahnya. Pihaknya telah menyiapkan sebanyak 120 unit komputer yang terbagi dalam tiga ruang. Setiap ruang masing-masing memiliki komputer cadangan sebanyak tiga unit. Di ruang kontrol, Dendi menunjukkan lima unit server yang digunakan hanya empat. Sedangkan satunya dipakai sebagai cadangan. “Internet kami juga gunakan dua provider. Satu pakai ISP (Internet Service Provider) satu lagi pakai modem 4G. Listrik juga sudah disiapkan genset,” kata dia.
Antisipasi serupa juga dilakukan SMAN 1 Gresik. Tak tanggung-tanggung, pihak sekolah melakukan antisipasi tiga lapis untuk internet. Pertama menggunakan koneksi internet menggunakan provider milik Telkom. Kedua, koneksi internet menggunakan wifi portable 4G dan terakhir menggunakan tethering android. “Memang agak khawatir. Soalnya saat simulasi jaringan internet pernah mati tiba-tiba. Makanya sekarang kita berusaha mengantisipasi sebaik mungkin,” kata teknisi utama SMAN 1 Gresik Sudiyono Setyawan. [tam*]

Tags: