Dimusuhi Lantaran Menjadi Perempuan Mandiri

Judul  : MATA HARI
Penulis  : Paulo Coelho
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan  : Pertama, Januari 2017
Halaman  : 187 halaman
ISBN  : 9786020336138
Peresensi  : Teguh Afandi
Editor buku.

Tepat di tahun 2017 ini, setaus tahun lalu Mata Hari mati ditembak mati. Seorang perempuan, penari, pemberani mati di hadapan regu tembak Perancis. Siapa dia sebenarnya? Apa kesalahan yang membuatnya harus mati dengan membawa segunung kesalahan tanpa ada kejelasan?
Dalam sebuah wawancara dengan media asing, Paulo Coelho menyatakan bahwa novel Mata Hari yang merupakan versi bahasa Indonesia dari The Spy ini ditulis lantaran kebijakan pihak intelegen Belanda dan Eropa yang membuka arsip-arsip yang selama bertahun-tahun disembunyikan pasca perang dunia. Paulo yang kemudian menemukan banyak sekali arsip, surat, dan potongan-potongan berita perihal sosok Mata Hari, perempuan misterius yang sempat menggegerkan dunia Eropa pada masanya.
Kehidupan Mata Hari diselimuti berbagai mitos dan misteri. Lahir di Belanda sebagai Margaretha Geertruida Zelle 7 Agustus 1876. Meski surat kabar Berlin menurunkan berita bahwa Mata Hari lahir pada 11 Juli 1914 (hal.99). Iia kemudian dikenal sebagai bintang tarian erotis yang sempoat menghebohkan Eropa di era Perang Dunia I.
Sejak kecil, Margaretha punya cita-cita tinggi dan ingin melanglang buana. Pada usia 18 tahun dia menerima pinangan seorang perwira Belanda yang mencari isteri untuk dibawa bertugas ke Indonesia, ketika itu masih bernama Hindia Belanda. Rudolf MacLeod seorang perwira keturunan Skotlandia mencari mempelai muda untuk menikah dan hidup di luar negeri. (hal.33) demikian iklan baris surat kabar di Leiden yang menggerakkan hati Mata Hari.
Mereka kemudian menikah dan hijrah ke Indonesia, tepatnya Malang. Di Malang, Mata Hari kemudian menemukan sebuah momentum puitik yang menggerakkan nurani sekaligus menhidupkan hasrat terdalam Mata Hari dalam hal menari. Suaminya yang berusia 20 tahun lebih tua ternyata peminum alkohol dan sering memukulinya. Margaretha meninggalkan suaminya dan pergi dengan perwira lain. Ketika seorang wanita dicampakkan oleh orang yang mereka cintai, mereka hanya terpusat pada kepedihan mereka. (hal.71)
Kehadiran tari tradisional Jawa dalam hidup Mata Hari kemudian dijadikan sebagai pelarian atas lara hidup berumah tangga. Ia menemukan dalam gerakan perlahan dan lentur, justru muncul momen perenungan yang mendalam. Mata Hari menjadi pandai menari, dan memutuskan menjadi seorang penari telanjang di depan para perwira Belanda. Pada zaman itu, tari telanjang telah mendapatkan legalitas bahkan seabad sebelum Mata Hari.
Rumah tangga dengan Rudolf MacLeod hancur pada 1902. Mereka bercerai setelah lebih dulu sempat kembali ke Belanda. Usai perpisahan dengan mantan suaminya, Mata Hari benar-benar menjadi seorang penari telanjang. Banyak perwira, orang-orang besar, pejabat, dan pembesar Eropa jatuh cinta kepadanya.
Mata Hari mengenalkan klub stripis, penikmat tari telanjang pertama. Klub itu sangat ekslusif di kalangan kelas brojuis Paris. Di sanalah, Mata Hari bersinggungan dengan isu perang. Dan harus menerima tudukan sebagai agen ganda baik Perancis maupun Jerman.
Lantaran berkali-kali berdekatan dengan para pembesar politik inilah, Mata Hari dituduh sebagai salah satu mata-mata dalam perang dunia I. Mata Hari ditangkap di Hotel Elysee Palace di Champs Elysees, Paris dengan tunduhan tidak masuk akal yakni mata-mata yang membuat 50.000 tentara Perancis tewas dalam Perang Dunia I.
Dan nasib Mata Hari harus berakhir di hadapan regu tembak. Tepat pada tanggal 15 Oktober 1917. Mata Hari ditembak dengan menggunakan busana indah, sebagaimana busana yang kerap dipergunakan ketika pentas tari erotis. Lengkap dengan aksesoris dan riasan. Mata Hari juha menolak diikat di tiang pancang, tak ingin ditutup matanya, bahkan sempat memberi kecupan perpisahan kepada salah seorang tentara. Saat menatap para penembak Mata Hari hanya mengatakan dua patah kata: “Saya siap.”
Sebuah adegan eksekusi mati yang tak biasa. Seolah Mata Hari ingin menyampaikan bahwa dia tetap harus cantik ketika dihukum, karena dia tak bersalah. Maka tak perlu dia bermuram durja.
Perempuan Pemberani
Mau tidak mau, saya harus mengakui apa yang dikatakan Paulo Coelho. Bahwa sosok Mata Hari secara langsung menggetarkan dunia dengan keberanian dan kekuatan prinsip seorang perempuan. Bagi Paulo Coelho, Mata Hari adalah perempuan pemberani yang membebaskan dirinya dari moralisme dan adat istiadat provinsial pada awal abad kedua puluh. Sambil menunggu eksekusi di sebuah penjara Paris, salah satu permintaan terakhirnya adalah pena dan kertas untuk menulis surat.
Lewat pena dan surat itulah Mata Hari menuliskan semua keluh dan kisahnya kepada pengacara, Edouard Clunet. Dan surat-surat itu yang kemudian mendasari Paulo Coelho menuliskan novel ini.
Mata Hari dalam suratnya tak pernah menyesal. Dia hanya bertanya mengapa perempuan tak berhak mandiri dan hidup sesuai keinginannya. Posisi di pusara kekuasaan dan intrik perang hanya karena dia begitu mandiri dan gigih berjuang. Namun selalu saja, perempuan tak kuasa atas dirinya sendiri. “Mata Hari adalah salah satu feminis pertama,” kata Coelho. “Dia memilih hidup yang independen yang tidak konvensional.”
Di titik inilah, Paulo Coelho menyebut Mata Hari sebagai feminis pertama. Benar bahwa Mata Hari akhirnya mati di eksekusi, tapi pikiran-pikiran terbuka serta jerit protesnya tak lekang dikenang. Mata Hari sedari awal telah berani memosisikan diri dan impian yang spesifik. Kemudian gigih berjuang.
Hal itu yang kemudian dicemburui, terutama kaum elit Eropa. Dan perjalanan waktu membuatnya terlibat dalam pusara mata-mata. Cantik, cerdas, gigih berjuang, bergelimang harta, dan mandiri. Sebagaimana Paulo Coelho sebut, kesalahan utama Mata Hari adalah kemandirian. “Satu-satunya kejahatan dia adalah menjadi wanita mandiri,” ujar Paulo Coelho.

                                                                                                          ———- *** ————

Tags: