Dinas Peternakan Kab.Blitar Berikan Diklat IB

Peserta Diklat Inseminasi Buatan (IB) Dinas Peternakan Kabupaten Blitar saat melakukan praktik lapangan secara langsung di Kecamatan Binangun, Rabu (26/10) kemarin. [ Hartono/Bhirawa]

Peserta Diklat Inseminasi Buatan (IB) Dinas Peternakan Kabupaten Blitar saat melakukan praktik lapangan secara langsung di Kecamatan Binangun, Rabu (26/10) kemarin. [ Hartono/Bhirawa]

Kab.Blitar, Bhirawa.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi petugas Inseminasi Buatan (IB) di Kabupaten Blitar, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Peternakan Kabupaten Blitar berikan Diklat IB. Seperti diungkapkan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Mashudi, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi petugas IB agar bisa memberikan pelayanan yang lebih professional.
Hal ini merupakan sertifikasi petugas IB di wilayah Kabupaten Blitar dengan pemateri Dr. drh. Kresno Suharto dan drh. Widya Ayu Prasdini, M.Si dari Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu. “Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 24 sampai 26 Oktober 2016 yang dilaksanakan di Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Blitar dan akan langsung melakukan praktek di Kecamatan Binangun,” kata Mashudi, Rabu (26/10) kemarin.
Tambah Kasie Perbibitan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, drh. Andar Yuliani, untuk jumlah peserta yang mengikuti diklat IB ini sebanyak  25 orang, dimana petugas IB ini tekah tergabung dalam paguyuban petugas IB Dinas Peternakan Kabupaten Blitar. “Untuk peserta adalah petugas IB Dinas Peternakan Kabupaten Blitar yang diharapkan akan lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya,” jelasnya.
Dijelaskan drh. Andar Yuliani, secara teknis pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang merupakan pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi. Melalui kegiatan IB penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak.
“Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah mencanangkan program swasembada daging sapi 2014 untuk mendukung program ketahanan pangan dan program diversifikasi pangan nasional. Langkah-langkah strategis yang ditempuh dalam program swasembada tersebut salah satunya adalah optimalisasi Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (INKA),” terangnya.
Bahkan ada beberapa keuntungan adanya teknologi IB, yakni mampu eningkatkan produksi ternak secara cepat, meningkatkan mutu genetik ternak, menghindari penularan penyakit melalui perkawinan, dapat mengawinkan ternak yang berbeda ukuran, peternak tidak perlu memelihara pejantan, dapat mengawinkan ternak yang berbeda jarak. “Dan semen dapat disimpan dalam waktu lama walaupun pejantan sudah mati,” ujarnya.
Namun demikian juga ada kelemahannya Teknologi IB, diantaranya petugas inseminator yang kurang terampil mengakibatkan keberhasilan IB rendah, petani peternak yang tidak mengetahui tanda-tanda birahi/terlambat dalam melaporkan birahi mengakibatkan keberhasilan IB rendah. “Serta adanya beberapa peternak yang belum mau melaksanakan IB karena dianggap tabu,” jelasnya lagi.
Di sisi lain tambah drh. Andar Yuliani, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan IB, yakni ternak betina yang mempunyai kelainan alat reproduksi dan tanda-tanda birahi yang kurang jelas akan menyulitkan penentuan waktu IB, Petugas Inseminator yang kurang terampil dalam melaksanakan IB (deteksi birahi, disposisi semen dan sebagainya), pemilik atau petugas kandang kurang terampil dan mengerti dalam deteksi berahi sehingga keterlambatan melaporkan kepada Inseminator dan kualitas semen yang kurang baik dan kesalahan dalam penanganan semen beku atau kekurangan N2 cair dan pemindahan yang terlalu sering.
Petugas IB harus punya SIM, yakni SIM-I untuk petugas Inseminator, SIM-A1 untuk petugas Asisten Teknis Reproduksi, SIM-A2 untuk petugas Pemeriksa Kebuntingan, SIM-B untuk petugas Selektor. “Dan SIM-C untuk petugas Pengawas Mutu Semen Beku,” pungkasnya. [htn,adv]

Tags: