Dindik Jatim Siapkan Pendirian SMK Migas di Bojonegoro

MigasDindik Jatim, Bhirawa
Rencana Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim mendirikan SMK Migas di Kabupaten Bojonegoro kian dimatangkan. Kerjasama antara provinsi dan daerah pun semakin intensif dijalin. Termasuk dalam hal pembiayaan untuk membuka kompetensi baru itu.
Baik provinsi maupun Kabupaten Bojonegoro masing-masing telah mengalokasikan anggaran dalam bentuk sharing sebesar Rp37 miliar. Secara rinci, provinsi menyiapkan anggaran Rp15 miliar dan didukung dengan dana dari Kabupaten Bojonegoro sebesar Rp22 miliar.
Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi mengatakan, SMK Migas didirikan setelah pemerintah melihat potensi lokal yang ada. Khususnya di Kabupaten Bojonegoro, potensi migas sangat besar. “Saya sudah melihat secara langsung potensi itu. Misalnya eksplorasi minyak Blok Cepu,” kata Harun saat ditemui, Selasa (28/10).
Menurut Harun, program kompetensi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri akan dapat berjalan maksimal. Khususnya dalam hal distribusi tenaga kerja setelah siswa lulus SMK. “Sekarang ini kompetensi yang ada di sekolah, SMK khususnya, harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Ini agar daya saing siswa SMK benar-benar diakui,” kata Harun.
Meski terletak di Bojonegoro, Harun memastikan SMK tersebut akan terbuka untuk semua siswa dari berbagai daerah. Bahkan tidak ada kuota khusus untuk siswa dalam kota maupun luar kota. Dengan catatan, siswa yang mendaftar di sekolah tersebut memang telah memiliki kompetensi yang mumpuni. “Selama siswa itu punya potensi sesuai program
kompetensi yang ada, tidak masalah mendaftar. Seperti UPT SMANOR yang kita buka itu kan juga diisi dari berbagai daerah,” kata Harun.
Sementara itu, Kepala Dindik Bojonegoro Husnul Khuluq menambahkan, kerjasama tersebut juga telah disepakati oleh bupati. Fokus kompetensi selain migas, ada pula kompetensi seputar energi terbarukan, pengolahan hasil pertanian dan peternakan. “Ini adalah hasil kerjasama dengan provinsi. Karena itu, kita pun terbuka menerima siswa dari
daerah mana saja,” tutur Husnul.
Sebagaimana telah direncanakan, program kompetensi migas ini akan dimasukkan dalam SMKN 5 Bojonegoro. Dengan demikian, pemerintah tidak perlu mendirikan lagi sekolah baru lagi. Hanya saja kebutuhan terhadap sarana dan pra sarana tetap harus dipenuhi sesuai program yang ada. “SMK dengan program kompetensi migas ini akan menjadi yang pertama kalinya dibuka di Indonesia. Karena itu, kita juga bangga bisa bekerjasama dengan provinsi membukanya,” tutur Husnul. [tam]

Tags: