Dinkes Jamin Jatim Bebas Vaksin Palsu

Vaksin PalsuPemprov, Bhirawa
Maraknya peredaran vaksin palsu di tiga daerah (Jabar, Banten dan DKI Jakarta) tidak perlu membuat masyarakat jatim resah, Pihak Dinkes Jatim menyatakan vaksin yang disediakan di rumah sakit pemerintah , Puskesmas dan Posyandu dijamin kesliannya dan aman.
”Sampai saat ini vaksin yang berada di rumah sakit milik pemerintah daerah, Puskesmas dan Posyandu terjamin keasliannya dan Alhamdulillah vaksin palsu belum kami temukan,” kata Kepala Dinkes Jatim dr Harsono.
Menurut Harsono, untuk mengawal keaslian vaksin, Dinkes Jatim bersama dengan rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu bersama-sama melakukan pengawasan secara ketat. Dengan melaksanakan standar operasi prosedur (SOP) yang telah sepakati menjadikan vaksin rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu  aman dari pemalsuan.
”Untuk mendapatkan vaksin, rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu tidak bisa mendapatkan begitu saja, harus melalaui Dinkes. Sedangkan Dinkes mendapatkan vaksin dari Kemenkes. Jadi tidak bisa rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu membeli vaksin dan mengadakan sendiri, hal ini yang membuat keaslian vaksin bisa terjaga,” ucapnya.
Harsono mengaku, dalam pemberian vaksin di rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu, tenaga kesehatan tidak bisa memberikan vaksin secara sembarang, karena vaksin yang diberikan harus sesuai dengan peruntukannya.
”Jika memang ada masyarakat yang ingin divaksin dan vaksinnya habis maka, tenaga kesehatan yang berada di rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu harus menunggu vaksin datang dari Kemenkes. Jika pasok vaksin di Dinkes ada maka dapat melaporkannya ke Dinkes, jika Dinkes kosong maka rumah sakit, Puskesmas dan Posyandu harus bersabar untuk tidak melakukan vaksinasi,” ucapnya.
Lebih lanjut orang nomer wahid di lingkungan Dinkes ini menegaskan, dengan terjaminkannya vaksin di Jatim diharapkan rumah sakit dan Puskesmas tetap menjaga mutu dan kualitas vaksin. Menurutnya, ada beberapa aturan yang harus dilakukan agar kuliatas vaksin tetap berkulitas, diantaranya adalah mengatur suhu di setiap ruang atau blok dalam lemari es agar tetap stabil dan sesuai dengan suhu temperatur yang diharapkan.
Tidak semua jenis vaksin yang disipan di lemari es suhu dan temperaturnya harus sama. Ada vaksin yang membutuhkan suhu atau tempertur dingin dan beku serta ada vaksin yang membutuhkan suhu dan temperatur normal. Setiap vaksin memiliki kebutuhan suhu dan temperatur yang berbeda, tergantung dari jenis vaksin.
Perlu diketahui, peredaran sindikat vaksin palsu terungkap oleh Penyidik Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri. Dari operasi tersebut, diketahui  sindikat vaksin palsu beroperasi sejak tahun 2003 dengan distribusi di seluruh Indonesia. Dari pengakuan para pelaku, vaksin palsu sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Hingga saat ini, penyidik baru menemukan barang bukti vaksin palsu di tiga daerah, yakni Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. d
Sementara, Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa , Minggu (26/6) tidak banyak menanggapi kasus vaksin palsu tersebut. Namun, menurut perempuan asli Surabaya ini mengatakan, kasus vaksin palsu ini sebenarnya dari tahu 2003. Kemudian dari sisi packaging dinilai sangat mirip seperti aslinya.
“Ya, pengawasan dilakukan oleh Badan POM (Badan Pengawas Obat dan Makanan, red) tentunya,” kata saat ditemui Bhirawa di Wonocolo Pabrik Kulit, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, Minggu (26/6) kemarin.
Saat ditanya lebih jauh terkait imbauan dari Kementrian Sosial, Khofifah menanggapinya dengan dingin. “Jangan apa-apa harus Kemensos ya,” ujarnya. (dna.geh)

Rate this article!
Tags: