Dinkes Kabupaten Malang Jaring Penderita HIV/AIDS

Kab Malang, Bhirawa
Angka penularan penyakit Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kabupaten Malang masih menempati peringkat dua setelah Kota Surabaya. Tingginya angka pengidap HIV di Kabupaten Malang ini, mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang melakukan penjaringan terhadap warga yang terkena penyakit HIV/AIDS.
Kepala Bidang  (Kabid) Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Malang Lulus Tjondro, menjelaskan  rata-rata warga yang terkena penyakit HIV malu untuk melakukan pemeriksaan baik itu ke dokter, puskesmas maupun ke rumah sakit. Pihaknya berupaya melakukan penjaringan dengan  melakukan pendekatan ke komunitas berpotensi tinggi terkena HIV/AIDS.
“Langkah ini untuk menjaring sebanyak-banyaknya pengidap HIV di Kabupaten Malang,” tegas dia. Disebutkan, warga Kabupaten Malang yang tersebar di 33 kecamatan,  yang saat ini positif pengidap penyakit HIV/AIDS yakni berjumlah 245 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 223 orang kini masih dalam perawatan, dan yang 22 orang sudah meninggal dunia. Angka tersebut  menempatkan Kabupaten Malang menempati peringkat dua di Jawa Timur, sebagai angka tertinggi pengidap HIV/AIDS setelah Kota Surabaya.
“Tapi jangan keliru, banyaknya warga pengidap penyakit HIV/AIDS bukan karena Dinkes tidak perhatian. Karena rata-rata warga yang tertular HIV itu, mereka yang sebelumnya bekerja sebagai TKI di luar negeri,” ungkap Lulus.
Sementara, kata dia, tingginya angka pengidap HIV/AIDS ini, tidak lepas dari upaya penjaringan yang dilakukan. Karena semakin banyak ditemukan penderita penyakit HIV/AIDS, maka akan semakin bagus. Hal itu akan mempermudah atau memantau warga yang terkena HIV, dan akan lebih memudahkan untuk diobati.  Warga pengidap HIV/AIDS terdapat di sembilan kecamatan. Sedangkan mereka yang yang tertular penyakit yang mematikan tersebut, karena telah mengkonsumsi narkoba suntik dan gonta ganti pasangan dalam berhubungan seks.
Untuk bisa melakukan pendataan atau penjaringan bagi warga Kabupaten Malang yang terkena HIV/AIDS, tutur Lulus, maka dirinya aktif mendekati berbagai komunitas untuk menemukan para pengidap HIV/AIDS. Contohnya, dengan mendekati komunitas gay dan wanita pria (waria). Namun yang menjadi kendala sekarang adalah mereka mayoritas bersikap tertutup. M eski mereka tertutup, tapi dirinya terus melakukan pendekatan, dan jika mereka sudah merasa nyaman. “Selanjutnya kita ajak bersama-sama melakukan Voluntary Counseling Test (CT),” ujar Lulus. [cyn]

Tags: