Dinkes Provinsi Jawa Timur Jamin Pelayanan Tetap Jalan

(Pasca Kantor Dinkes Gresik Digeledah)
Surabaya, Bhirawa
Pasca penggeledahan kantor Dinas Kesehatan Gresik oleh tim Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat, Dinkes Jawa Timur meminta untuk tetap patuh terhadap pemeriksaan tersebut. Penggeledahan diduga terkait dana BPJS untuk puskesmas yang dipotong 10 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, Dr dr Kohar Hari Santoso mengungkapkan bagi Dinkes Gresik untuk tetap mengikuti segala pemeriksaan yang dilakukan Kejari Gresik. “Kita ikuti pemeriksaan yg sedang dijalankan (Kejari Gresik, red),” katanya saat dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (7/8) kemarin.
Pihaknya memastikan pelayanan publik Puskesmas dan rumah sakit (RS) masih berjalan dengan baik sesuai standar prosedur pelayanan. Selain itu, atas kejadian tersebut juga harus dijadikan pembelajaran bagi semuanya.
“Seluruh Puskesmas dan rumah sakit di wilayah Gresik tetap berlangsung baik sesuai prosedur pelayanan. Atas kejadian ini juga harus dijadikan pembelajaran,” terangnya.
Dr Kohar juga meminta kepada masyarakat untuk tidak ragu jika sakit untuk datang berobat ke Puskesmas ataupun rumah sakit. “Insya Allah kesiapan kerja di Puskesmas dan rumah sakit tetap terjaga dengan baik,” pinta dr Kohar.
Sebelumnya, Senin (6/8) puluhan tim Pidsus Kejari Gresik menggeledah ruang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Nurul Dholam Jalan Dr Wahidin Kecamatan Kebomas.
Penggeledahan berlangsung selama lebih 3 jam mulai pukul 08.00 – 11.30. Petugas tampak memeriksa dokumen-dokumen penting di ruangan Kepala Dinkes dan ruangan lainnya.
Beberapa petugas memakai rompi bertuliskan satgas khusus tampak menggunakan masker dan sarung tangan, memasuki ruangan Sekretaris Dinkes Kabupaten Gresik dan berlanjut ke ruangan sub bagian rencana kepala bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan dan ruangan kadinkes.
Diberitakan Bhirawa sebelumnya, tim penyidik dibagi dua yakni tim pertama dipimpin Kasi Pidsus Andri SH dan Kasi Intel Marjuki SH melakukan penggeledahan kantor Dinkes Gresik di Komplek Kantor Bupati, Jl Wahidin Sudirohusodo.
Tim langsung masuk ke ruang Kadinkes Gresik Nurul Dholam, dilanjutkan ke ruang sekretaris Syaifudin Ghozali dan diakhiri di ruang Kabis Pelayanan Kesehatan, Hari Tutik Rahayu. Pemeriksaan berakhir sekitar pukul 11.30 WIB.
“Lagi mencari data, ada dugaan pemotongan dana kapitasi BPJS,” ujar Kepala Seksi Intel Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik, Marjuki.
Berdasarkan Pasal 1 angka 6 Perpres Nomor 32 Tahun 2014, dana kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayar kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Satu tim lain menuju ke rumah Kadinkes Gresik, di Jl Raya Manyar Sukomulyo, Kec Manyar, Kab Gresik.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Gresik, Pandu Pramoekartiko SH, memaparkan alasan Tim Satuan Pidana Khusus (Pidsus) tindakan korupsi melakukan penggeledahan di Kantor Dinkes Gresik. Penggeledahan karena ada dugaan pemotongan dana 10 persen pencairan BPJS di masing-masing Puskesmas se-Kab Gresik.
“Pemotongan 10 persen di Puskesmas yang menjadi acuan kami terkait dana pencairan,” kata Pandu kepada wartawan.
Menurut Pandu, adanya dugaan penyelewengan dana itu sama saja merugikan negara. Pasalnya, dana itu seharusnya, langsung dicairkan bukan dipotong yang peruntukkannya belum jelas. Dari 18 Puskesmas se-Kab Gresik ada delapan Puskesmas yang menjadi temuan kami. Temuan itu sejak tahun 2016 hingga 2017 dan ditemukan dana Rp500 juta hasil dari pemotongan.
Pandu juga menjelaskan, terkait dengan penggeledahan itu, timnya juga telah menggeledah beberapa ruangan. Diantaranya Ruang Sekretariat Dinkes, Ruang Bendahara, dan rumah pribadi yang berada di Desa Sukomulyo, Kec Manyar, Gresik.
“Dalam penggeledahan itu kami juga dibantu aparat kepolisian dari Polres Gresik saat Tim Pidsus Satuan Tindak Korupsi mengumpulkan barang bukti,” tambahnya.
Dari penggeledahan itu berhasil diamankan berapa barang bukti diantaranya, ada dua koper yang dibawa berisi sejumlah ponsel, laptop dan tiga buah personel computer (PC). “Nantinya semua barang bukti itu dijadikan alat untuk melakukan penyelidikan,” ungkapnya. (geh)

Tags: